SATUMALUKU.ID – Pemerintah Provinsi Maluku mengajak masyarakat untuk melestarikan bahasa daerah selama perayaan HUT ke-450 Kota Ambon, sebagai strategi memperkuat identitas lokal di tengah tekanan asimilasi budaya.
Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, tampil dalam acara tersebut dengan menyampaikan pidato menggunakan bahasa daerah Ambon—langkah simbolik namun bermakna nyata dalam menjaga warisan kultural.
Dalam pesannya, Gubernur mengingatkan agar bahasa Ambon tidak hanya jadi bacaan di buku, tetapi juga digunakan sehari-hari sebagai jiwa budaya, perekat orang basudara, dan warisan leluhur yang harus terus dijaga.
“Beta mau bilang, bahasa daerah ini jangan sampai tinggal cerita di buku. Bahasa adalah jiwa budaya, perekat orang basudara, dan warisan leluhur yang harus katong jaga,” ujarnya.
Lewerissa menekankan bahwa kehilangan bahasa daerah berarti kehilangan sebagian identitas masyarakat.
Ia juga mengajak generasi muda tetap mengenal, bangga, dan aktif mempraktikkan budaya lokal dalam kehidupan sehari-hari.
Lebih lanjut, tema HUT ke-450, yakni "Bergerak Bersama Par Ambon, Maluku, dan Indonesia Pung Bae", tidak hanya menjadi slogan, tetapi panggilan moral untuk saling menyayangi, bekerja bersama, dan mendorong perubahan nyata di kota ini. (aldi)