Ketersediaan Listrik di Pulau Ambon Sudah Berlebih, Siap Layani Investor

Share:

Penampakan pembangkit listrik BMPP Nusantara 1 di Negeri Waai, Pulau Ambon.

satumalukuID - Ketersediaan listrik di Pulau Ambon sudah melampaui beban pengguna atau over supply sebesar 40 Mega Waat (MW).

Kondisi ini diharapkan dapat memicu pertumbuhan ekonomi di Maluku, khususnya Pulau Ambon dengan hadirnya para investor yang akan berinvestasi di daerah ini.

Pasokan listrik yang melampaui kebutuhan konsumen di Pulau Ambon ini terjadi pasca dilakukan singkronisasi Barge Mounted Power Plant (BMPP) Nusantara 1 berkapasitas 60 MW  yang kembali beroperasi di Desa Waai, Kecamatan Salahutu, Kebupaten Maluku Tengah, pada Selasa (30/1/2024).

“Jadi dengan beroperasinya kembali BMPP ini maka pulau Ambon saat ini sudah over suplai. Dan ini artinya kita sudah siap untuk menerima tantangan mendatang dengan adanya investor atau penggunaan peralatan idustri untuk kemajuan ekonomi di masa mendatang,”kata Deputi 1 Kantor Staf Presiden (KSP) Febry Calvin Tetelepta kepada wartawan.

Febry mengaku, khusus untuk Maluku kedepan tetap akan diberikan keistimewaan oleh pemerintah pusat, salah satunya kebijakan untuk tetap menggunakan pembangkit listrik berbasis diesel.

Namun, bukan tidak mungkin di waktu-waktu yang akan datang pengalihan ke energy terbarukan juga dapat dilakukan.

[cut]

Misalnya, seperti yang saat ini akan dilakukan pemerintah di Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dalam waktu dekat akan dibangun pembangkit listrik tenaga gelombang.

“Nah kita di Maluku kedepan juga berpeluang dilakukan hal yang sama. Karena potensi kita juga ada misalnya di negeri Haya, kabupaten Maluku Tengah. Kedepan kita akan mendorong PLN untuk menjejaki sumber-sumber ini,” tandas Febry yang kerap disapa FCT ini.

Selain energi arus, kata dia potensi alam lainnya di Maluku yang bisa dijadikan sumber energi terbarukan juga tak kalah banyak. Misalnya sumber listrik tenaga air dengan memanfaatkan sejumlah sumber  sungai atau sungai  di Pulau Seram.

“Kita punya banyak kali dengat debit air yang mumpuni juga ada. Sebut saja yang ada di Pulau Seram dengan kali Sapalewa, kali Eti, Kawanuwa dan yang memiliki arus cukup besar,” urainya.

Menurutnya, untuk kali Sapalewa yang memiliki arus besar dan kuat itu bisa menghasilkan sumber energi listrik mencapai 60 MW. Kondisi ini tentunya kedepan akan terus menjadi perhatian intens dari pemerintah.

FCT juga memastikan dengan hadirnya BMPP Nusantara 1 atau pembangkit listrik terapung ini, maka kedepan selain pulau Ambon juga akan mendapat perhatian penuh terkait elektrifikasi.

Pasalnya, oleh pemerintah pusat telah ditargetkan sejumlah daerah di wilayah Indonesia Timur yang meliputi Papua, Maluku dan Maluku Utara akan terus ditingkatkan rasio elektrifikasi.

“Jadi targetnya di pertengahan tahun 2026 nanti, rasio elektrifikasi di wilayah timur ini akan mencapai 100 persen,”pungkasnya. (aldi josua)

Share:
Komentar

Berita Terkini