Stop Kuliah di Unpatti, Berkiprah Dunia Malam dan DC di Jakarta, Kembali Niat Bangun Negeri

Share:

Erik Telussa

satumalukuID - Semua orang tentu punya cita-cita. Namun perjalanan hidup masing-masing manusia berbeda. Begitupun suka duka dan pengalaman kehidupan tidak sama. Karena tentu tak lepas dari kerja keras, motivasi dan tuntunan Tuhan.

 Kehidupan figur yang satu ini pun penuh dengan pahit manisnya kehidupan. Dialah Erik R. Telussa. Lahir.di Ambon pada 4 November 1970 dan beristrikan Dona Telussa serta satu orang anak.

 

Saat bincang-bincang dengan media ini di Ambon, Rabu (13/12/2023) malam, Erik mengisahkan perjalanan dan pengalaman kisah hidupnya.

 

Diceritakan, saat lulus dari SMA Negeri 2 Ambon tahun 1990, ia langsung bercita-cita jadi sarjana untuk peroleh masa depan yang lebih baik untuknya.

 

"Lulus SMA. Beta sempat kuliah di FISP Unpatti tahun 1990. Hanya satu tahun disitu. Lalu pindah ke Fakultas Hukum Unpatti 1991. Tapi beta stop (berhenti) kuliah. Tidak selesai kuliah, beta malah merantau ke Jakarta tahun 1993 dan menetap di sana sampai kini," cerita Erik.

 

Tiba di Jakarta. Erik karena tidak punya ijasah sarjana. Ia memilih bergaul di jalanan dan mulai geluti dunia malam yang keras dan penuh lika liku di kawasan Kota, Jakarta Barat.

 

"Beta kerja di dunia malam kawasan Kota Jakbar. Dari situ, sekitar tiga tahun beta jaga tanah sengketa. Lalu kontrak rumah untuk tampung anak-anak dari Ambon tahun 1995 hingga 1999 di kawasan Kota serta bina beberapa pemuda yang akhirnya mereka mulai bisa mandiri," kisahnya.

[cut]

 

Erik mengakui hidup di dunia malam dan jalanan termasuk jaga tanah sengketa waktu itu, membuatnya bergelimang uang. 

 

Namun semuanya itu dia sempat tinggalkan. "Tahun 1999 beta menikah. Beta tinggalkan dunia malam dan jalanan. Akibatnya beta korbankan pendapatan puluhan juta per bulan. Karena komitmen untuk bina rumah tangga," ujarnya.

 

Dampaknya, Erik akui, pasca menikah selama tiga bulan ia kekurangan dana, tidak bisa bayar kontrak rumah. "Sebab, waktu banyak duit. Beta istri yang berprofesi guru malah beta suruh berhenti kerja," katanya.

 

Lebih lanjut diceritakan, pada tahun 2002 ia dan beberapa kenalan coba dirikan PT Bareta Indo Jasa (dirinya sebagai Komisaris) yang bergerak dalam bidang debt colector (DC), hingga dia pun sempat diperiksa tahun 2013 karena ada kasus kematian anggota DPR RI.

 

Setelah itu, Erik secara perlahan mulai kurangi usaha pada bidang DC di lapangan. Sehingga tahun 2016 dia buka lagi perusahaan baru yaitu Lestari Karya Agung (sebagai Komisaris) masih di bidang sejenis namun fokus ke usaha tenaga sekuriti dan konstruksi. Ia juga miliki usaha sound sistem.

 

"Dengan perusahaan PT Lestari Karya Agung, kita sampai sekarang kerjasama dengan agent di Eropa Amerika dan Singapore untuk wilayah Asia," ungkapnya.

[cut]

 

CALEG DI NUSANIWE

 

Setelah sekian lama berkiprah di Jakarta. Erik mengaku terpanggil untuk "pulang kampung" bangun tanah asal melalui jalur legislatif.

 

Maka dia pun akhirnya memilih untuk jadi calon legislatif (caleg) dari partai Persatuan Indonesia (Perindo). Erik tercatat sebagai caleg nomor urut 5 di daerah pemilihan (dapil) kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon.

 

"Beta tidak pernah bermimpi untuk jadi caleg. Namun masyarakat di kampung halaman minta untuk pulang mengabdi di tanah kelahiran. Jadi, beta ingin bangun kami punya Negeri Mahia Urimesing dan secara umum Kota Ambon Manise yang tidak pernah dilupakan," tutur Erik.

 

Ia menambahkan, dengan alasan panggilan mengabdi dan keinginan masyarakat, sehingga dirinya bergabung dengan Perindo. 

 

"Karena itu partai nasionalis dan visi misi partai Perindo jelas, untuk sejahterakan masyarakat," tutup Erik. (NP)

Share:
Komentar

Berita Terkini