Kantor Bahasa: Penutur Bahasa Banda Lebih Banyak di Kei Besar

Share:

Kepala Kantor Bahasa Provinsi Maluku Sahril.

satumalukuID - Kepala Kantor Bahasa Provinsi Maluku Sahril menyatakan masyarakat penutur Bahasa Banda lebih banyak di Desa Banda Eli, Kecamatan Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara, dibandingkan dengan di Pulau Banda, Kabupaten Maluku Tengah.

"Bahasa Banda tidak lagi berkembang dan dituturkan masyarakat di Pulau Banda, tetapi di luar Pulau Banda, seperti di Desa Banda Eli dan Desa Elat, Kecamatan Kei Besar, " katanya di Ambon, Selasa (14/3/2023).

Ia mengakui keberadaan bahasa daerah di Provinsi Maluku menarik karena menyebar dan dituturkan masyarakat di wilayah lain.

Kelompok masyarakat ini dipercaya bermigrasi dari Kepulauan Banda dan masih melestarikan bahasa asli leluhur, tetapi juga mampu menuturkan Bahasa Kei yang merupakan lingua franca di kepulauan ini.

"Terjadinya perpindahan penduduk dari satu desa ke desa lain membuat bahasa daerah lebih banyak dituturkan warga yang berpindah dibandingkan warga asli," katanya.

Provinsi Maluku, katanya, memiliki karakteristik yang sesuai dengan Model C, dengan ciri-ciri yaitu daya hidup bahasa tergolong dalam kategori mengalami kemunduran, terancam punah, atau kritis, sedangkan jumlah penutur sedikit dan sebaran wilayah tuturnya terbatas.

Dari 62 bahasa daerah yang terdata di wilayah Provinsi Maluku sudah punah, sudah sedikit, atau tidak ada lagi penutur.

Bahasa daerah Maluku yang sudah tergolong punah, meliputi Bahasa Kayeli dan Masareta dari Buru, Bahasa Lun dan Nila dari Maluku Tengah, serta Bahasa Piru dari Seram Bagian Barat.

Sahril mengemukakan kepunahan bahasa daerah bukan hanya karena kurang penurut, tetapi saat ini Bahasa Indonesia dan Melayu Ambon lebih banyak digunakan dalam komunikasi sehari-hari masyarakat ketimbang bahasa-bahasa asli daerah Maluku.

"Di dalam keluarga sendiri orang bahasanya bercampur-campur, yakni Bahasa Melayu Ambon dan bahasa daerah. Ini menjadi kendala, ancaman, mengapa bahasa daerah sulit berkembang dan lama kelamaan habis penutur dan punah bahasa," katanya. (Penina Fiolana Mayaut/ant)
Share:
Komentar

Berita Terkini