Dinas Kesehatan Maluku Utara Sebut Kebutuhan Dokter Spesialis di RSU CB Terpenuhi

Share:

Dokter spesialis di RSU Chasan Boesoerie (CB) Ternate sebagai RSU rujukan tersedia.

satumalukuID - Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara  mengatakan saat ini kebutuhan dokter spesialis ditugaskan memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat terutama di RSU Chasan Boesoerie (CB) Ternate sebagai RSU rujukan terpenuhi sesuai dengan kebutuhan kelas rumah sakit.

"Secara umum, tenaga kesehatan sangat dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan, apalagi tenaga spesialis, tergantung tipe/kelas RSU, tetapi untuk tenaga spesialis di RSU CB telah tersedia, karena statusnya sebagai rumah sakit rujukan," kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, Dinkes Malut, Is Tauda, Senin (30/1/2023).

Menurut Is Tauda, untuk tenaga spesialis di RSU CB sudah terpenuhi, sesuai kelas RSU, bahkan tenaga spesialis untuk orthopedic yang semula belum tersedia, saat ini sudah dimiliki RSU, sehingga pasien rujukan dari berbagai RSU kabupaten/kota di Malut sudah bisa dirujuk ke RSU CB.

Bahkan, RSU CB sudah memiliki sejumlah orang dokter sub spesialis dan saat ini RS CB, sedang diproses untuk menjadi RSU pendidikan, meskipun statusnya sebagai RSU Kelas B dan RS rujukan provinsi di Malut.

Sementara itu, Direktur RSUD CB Ternate, dr Alwia Assagaf mengakui, per Januari 2023, seluruh pegawai di RSUD berjumlah 800 lebih dengan rincian tenaga kesehatan 555 orang, non nakes 290 orang dan untuk dokter umum dan spesialis sebanyak 74 orang.

Dari 74 orang tenaga dokter itu 37 orang merupakan dokter Aparatur Sipil Negara (ASN) dan 37 orang non AS dibantu 294 orang perawat dan 74 orang bidan.

Untuk dua bulan terakhir kunjungan pasien ke RSU CB mengalami penurunan dan saat ini dilakukan rekap.  Kondisi itu dipicu adanya aksi unjuk rasa dari nakes menuntut pembayaran Tunjangan Tambahan Penghasilan (TPP) yang belum terbayar selama 15 bulan.

Akibatnya, terjadinya keresahan dari masyarakat dan pengaruhi kunjungan pasien ke RSU CB dan lebih memilih untuk rumah sakit lainnya, tentu berdampak pada pendapatan RSU yang saat ini berstatus sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

Boikot Instalasi Gawat Darurat (IGD) pada pekan lalu yang dilakukan nakes selama dua hari itu, sangat mengganggu pelayanan kepada pasien, karena IGD merupakan tempat yang digunakan untuk melakukan pasien saat berobat di RSU.

Dia mencontohkan, untuk pasien bisa dikategorikan sangat emergency atau perawatan jalan, maka harus dilakukan pengecekan di IGD dan kalau diboikot tentu pengaruhi aktivitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Akan tetapi, saat ini, RSU CB telah normal karena akan dijanjikan pembayaran tiga bulan TPP bagi nakes melalui Dinkes Provinsi Malut rencananya akan dibayarkan pada bulan Februari 2023.

Akibat dari menurunnya kunjungan pasien itu, tentunya sangat berdampak pada pendapatan RSU CB Ternate yang saat ini berstatus sebagai BLU.

Di tempat terpisah, salah seorang keluarga pasien, Nawawi Muhammad ketika ditemui saat membawa pasien ke RSU CB menyatakan, semula dirinya enggan untuk membawa keluarganya ke RSU CB, karena adanya aksi nakes menuntut TPP.

"Akan tetapi, karena dokter spesialis sebagian besar berada di RSU CB, sehingga saat kondisi pelayanan RSU CB telah normal, maka keluarga kami yang sempat dirawat di RSU lain di Kota Ternate kami alihkan ke RSU CB untuk mendapatkan perawatan medis," kata Nawawi. (Abdul Fatah/ant)
Share:
Komentar

Berita Terkini