Ambon New Port Atur Sistem Logistik Kawasan Timur Indonesia

Share:

DPD RI mengharapkan program pembangunan Pelabuhan Ambon Baru atau Ambon New Port bisa tereaslisasi dalam mengatur sistem logistik di Kawasan Timur Indonesia. (7/1/2022)

satumalukuID - Wakil Ketua DPD RI Letjen TNI Marinir (Purn) Nono Sampono menyebutkan program pembangunan Ambon New Port/ANP atau Pelabuhan Ambon Baru sangat strategis karena mengatur sistem logistik di Kawasan Timur Indonesia.

"Ada yang menghendaki ANP tidak terwujud dan harga barang di sini tetap mahal," kata Nono Sampono di Ambon, Sabtu (7/1/2023).

Padahal ANP ini bermanfaat bagi kawasan dan negara ini dan bukan sekedar untuk kepentingan Maluku semata.

Menurut dia, dari keberadaan ANP juga akan terjadi aktivitas investasi luar biasa besar di daerah dan nilai ekonominya juga sangat menjanjikan hingga penyerapan tenaga kerja dan menjaga kestabilan harga.

Sehingga pembangunan ANP ini adalah bagaimana mengatur sistem logistik di Kawasan Timur Indonesia agar harganya murah dan terjangkau.

"Ketika terpilih menjadi Gubernur Maluku namun belum dilantik, Murad Ismail sudah kami undang ke Jakarta untuk membicarakan masalah ini dan segera mengajukan programnya agar kita cepat membangun ANP," ujar Nono Sampono.

Simpulnya bisa terbangun seperti 'Singapura kecil' kalau dalam keadaan normal situasinya.

Tetapi kalau dalam keadaan darurat seperti peningkatan eskalasi di Papua atau kontigensi di Kabupaten Maluku Tenggara beberapa tahun lalu sehingga ada mobilisasi aparat keamanan tentunya membutuhkan dukungan logistik.

"Maka ANP ini kalau terwujud di Ambon akan menjadi sumber logistik dan jangan karena ada sedikit terjadi masalah seperti persoalan lahan lalu menganggapnya sebagai suatu hal yang besar," tegasnya.

Dia menambahkan, sampai saat ini menurut catatan konsultan Bank Dunia pada kota-kota di Kawasan Timur Indonesia seperti Jayapura, Sorong, Merauke, Ternate, Bitung, Kupang, dan Kendari minta sari mie dari Pulau Jawa dan diangkut dengan kapal tol laut, tetapi saat kembali ke sana dalam keadaan kosong tanpa ada hasil bumi yang diangkut.

"Yang seharusnya semua meminta ke Ambon dan nantinya kapal-kapal berukuran kecil saja yang mengambil serta membawa hasil bumi yang dikumpulkan sesuai sistem pergudangan di Ambon barulah diangkut," kata Nono Sampono. (Daniel Leonard/ant)
Share:
Komentar

Berita Terkini