OJK: Kredit Perbankan Triwulan III di Maluku Tumbuh 7,88 Persen

Share:

Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Maluku, Roni Nazra.
Photo: Ho-OJK/ant

satumalukuID - Kredit perbankan pada triwulan III tahun 2022 sebesar Rp16,68 triliun atau tumbuh 7,88 persen year of year (yoy), kata Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Maluku, Roni Nazra.

"Pertumbuhan kredit tersebut didukung oleh peningkatan kredit investasi dan modal kerja yang tumbuh masing-masing sebesar 26 persen dan 12,58 persen," katanya di Ambon, Kamis (8/12/2022).

Ia mengatakan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada triwulan III 2022 sebesar Rp15,42 triliun atau turun 1,51 persen yoy, karena penarikan atau pencairan giro dan tabungan seiring geliat usaha dan belanja rumah tangga masyarakat. Hal tersebut membuat rasio Loan Deposit Ratio (LDR) mencapai 108,14 persen, turun dari triwulan II 2021 sebesar 0,09 persen.

Sedangkan Risiko kredit perbankan masih relatif terjaga dengan rasio NPL Gross 1,92 persen atau masih jauh di bawah batas maksimal ketentuan sebesar 5 persen.

Sementara kredit restrukturisasi terus melandai sebesar Rp118,97 miliar menjadi Rp902,12 miliar, dengan jumlah debitur turun menjadi 5.918 debitur dari triwulan II 2022 sebanyak 7.840 debitur.

Sementara itu, kata Roni, perkembangan sektor Industri Keuangan Non Bank (IKNB), sektor asuransi di triwulan III 2022 relatif stabil dibandingkan triwulan sebelumnya, dengan penghimpunan premi asuransi jiwa sebesar Rp291,88 miliar atau turun 4,52 persen (yoy) dan asuransi umum sebesar Rp78,12 miliar atau tumbuh 53,76 persen (yoy).

Nilai outstanding perusahaan pembiayaan tumbuh 24,95 persen yoy pada triwulan III 2022 menjadi sebesar Rp1,04 triliun.

Profil risiko perusahaan pembiayaan masih terjaga dengan rasio Non Performing Financing (NPF) sebesar 1,59 persen. Sedangkan sektor dana pensiun mengalami pertumbuhan volume usaha 5,61persen secara tahunan dengan jumlah volume usaha mencapai Rp272,77 miliar.

Kinerja Fintech peer to peer (P2P) lending pada triwulan III 2022 tumbuh sebesar 231,76 persen yoy, meningkat Rp46,31 miliar menjadi Rp66,29 miliar.

Selain itu, kata dia, perkembangan pasar modal posisi September 2022, total nilai transaksi efek dalam bentuk saham mencapai Rp1,88 triliun dengan 7.920 investor. (Penina Fiolana Mayaut/ant)
Share:
Komentar

Berita Terkini