Kolaborasi Menjauhkan Remaja di Ternate dari Virus HIV/AIDS

Share:

Sejumlah sekolah di Kota Ternate sosialisasikan bahaya penyebaran HIV/AIDS.

satumalukuID - Remaja putri itu, sebut saja namanya Nona. Kini ia hanya bisa menyesal dan menyalahkan diri sendiri, setelah mengetahui dirinya tertular  human immunodeficiency virus (HIV), yakni virus yang mengakibatkan penurunan kekebalan tubuh dan belum ada obatnya itu.

Tidak pernah terlintas di pikiran remaja putri anak seorang pedagang di Ternate, Maluku Utara itu, kalau gaya hidup yang dilakoni selama ini akan mengantarkan pada kelompok orang pengidap virus HIV.

Di Kota Ternate, menurut Penanggung Jawab Program Penanggulangan HIV/AIDS Dinas Kesehatan Kota Ternate, Hamidah, kini banyak remaja, baik pria maupun wanita yang terjangkit virus HIV.

Gaya hidup bebas yang jauh dari tuntunan agama dan norma adat setempat menjadi salah satu penyebab banyak remaja di daerah yang sejak zaman dahulu terkenal sebagai penghasil rempah ini tertular virus HIV.

Faktor lain yang juga memberi kontribusi banyaknya remaja di Kota Ternate terinfeksi virus HIV adalah kurangnya pengawasan orang tua terhadap aktifitas keseharian dan pergaulan anaknya serta kasus perceraian orang tua  sementara anak mereka dalam proses pertumbuhan dan membutuhkan bimbingan orang tua.

Hamidah memaparkan berbagai upaya kolaborasi telah dilakukan Dinas Kesehatan Kota Ternate bersama instansi terkait dan sejumlah elemen masyarakat dalam menjauhkan para remaja di daerah ini dari virus HIV.

Upaya kolaborasi itu di antaranya melakukan sosialisasi kepada siswa di sekolah, khususnya siswa SMP dan SMA sederajat di Kota Ternate, mengenai bahaya virus HIV bagi kesehatan dan masa depan siswa serta cara menghindarinya.

Dengan adanya pengetahuan dan pemahaman para siswa di daerah ini mengenai bahaya virus HIV dan cara menghindarinya, diharapkan perilaku keseharian mereka akan selalu berusaha menjauhkan diri dari kemungkinan tertular virus mematikan itu.

Khusus penanganan para remaja di Kota Ternate yang telah tertular virus HIV, menurut Hamidah, mereka  di antaranya diarahkan mengonsumsi obat untuk meningkatkan kekebalan tubuh secara rutin yang disiapkan Dinas Kesehatan Kota Ternate agar virus HIV pada tubuh mereka tidak berkembang menjadi  acquired immunodeficiency syndrome  (AIDS).
  
Pendampingan kepada para remaja yang telah tertular virus HIV itu juga dilakukan secara berkesinambungan agar mereka tetap bersemangat dan optimis dalam menjalani proses kehidupan serta tidak melakukan perilaku yang dapat menularkan virus HIV kepada orang lain.

Para orang tua yang anaknya terpapar virus HIV diberi pemahaman bahwa hidup bersama orang yang dalam tubuhnya ada virus HIV tidak berbahaya karena penularan virus HIV hanya melalui hubungan sex, donor darah dan penggunaan jarum suntik narkoba secara bergantian.


Meningkat

Kasus temuan baru virus HIV/AIDS di Kota Ternate dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan peningkatan seiring dengan semakin berkembangnya daerah ini sebagai pusat jasa dan perdagangan di Provinsi Maluku Utara.

Jumlah penemuan kasus baru virus HIV di Kota Ternate hingga Oktober 2022 tercatat 108 orang, meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2021 yang hanya 70 orang. Sementara jumlah keseluruhan kasus HIV/AIDS di daerah ini sejak ditemukan tahun 2007 sampai sekarang tercatat 760 orang, 417 diantaranya telah meninggal dunia.

Hamidah memperkirakan jumlah warga Ternate yang terinveksi HIV/AIDS lebih besar dari angka tersebut, karena penularan virus HIV/AIDS seperti fenomena gunung es,  yakni yang terlihat dipermukaan kecil padahal di dalamnya sangat besar.

Oleh karena itu, Dinas Kesehatan Kota Ternate bersama sejumlah organisasi masyarakat yang bergerak di bidang penanggulangan virus HIV terus berupaya mendapatkan tes virus HIV kepada masyarakat di daerah ini, khususnya kepada kelompok masyarakat yang memiliki resiko tinggi tertular virus HIV, seperti Pekerja Seks Komersial (PSK) dan Waria.

Masyarakat di daerah ini juga terus dihimbau untuk melakukan tes virus HIV secara sukarela, terutama kepada mereka yang telah melakukan hubungan seks dengan bukan pasangan resminya agar jika positif terinfeksi atau HIV dapat dilakukan penanganan lebih dini khususnya dalam pembelian obat.

Hamidah menyebutkan berbagai upaya kolaborasi yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Ternate bersama instansi terkait dan sejumlah elemen masyarakat dalam mengatasi kasus penularan virus HIV/AIDS di daerah ini yang terus menunjukkan angka peningkatan.

Salah satu upaya kolaborasi yang gencar dilakukan adalah edukasi kepada berbagai kelompok masyarakat, baik melalui sosialisasi maupun kegiatan tertentu untuk menjauhi segala perilaku yang dapat menjadi sarana penularan virus HIV.

Keharusan bagi pria dan wanita daerah ini yang akan melangsungkan pernikahan untuk menjalani tes HIV, juga terus diupayakan penerapannya agar setiap rumah tangga baru di daerah ini, terhindar dari virus HIV. Sebab, pengalaman selama ini ada wanita tertular virus HIV setelah menikah dengan pria yang sebelumnya telah tertular virus itu.

Seorang pemerhati kesehatan masyarakat di Kota Ternate, Alwia BS, S.Kep,M.Kes menyarankan agar Pemerintah Kota Ternate bersama DPRD setempat mengeluarkan regulasi yang mengharuskan seluruh warga di daerah ini melakukan tes HIV minimal sekali setahun, baik yang sudah menikah maupun yang belum menikah.

Melalui langkah seperti itu maka warga yang terinfeksi virus HIV akan diketahui secara pasti, sehingga lebih memudahkan dalam melakukan penanganan sejak dini terhadap warga yang tertular virus HIV itu, serta akan memudahkan pula dalam melakukan langkah pencegahan penularan.

Komitmen untuk mengamalkan tuntunan agama dan norma adat yang diwariskan para leluhur juga harus dibumikan di daerah yang mayoritas penduduknya muslim ini, karena orang tidak akan melakukan perbuatan yang dapat merugikan dirinya, seperti tertular virus HIV kalau dalam perilaku kesehariannya memiliki komitmen itu. (Abdul Fatah/ant)
Share:
Komentar

Berita Terkini