Disarpus Maluku Utara Perkuat Transformasi Perpustakaan BIS di Desa

Share:

Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Malut, perkuat transformasi perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (BIS) di desa melalui revolusi Industri 4.0 menuntut Sumber Daya Manusia yang berkualitas, produktif, dan menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi.

satumalukuID - Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Maluku Utara (Malut) perkuat transformasi perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (BIS) di desa melalui revolusi Industri 4.0 menuntut sumber daya manusia yang berkualitas, produktif, menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi.

"Sebab, saat ini 60 persen pekerjaan di dunia menggunakan otomasi dan 30 persen pekerjaan akan digantikan oleh mesin-mesin canggih, bahkan 26 juta pekerjaan baru akan tercipta dengan bangkitnya online commerce pada 2022," kata Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Malut, Mulyadi Tutupoho saat membuka kegiatan Sosialisasi Transformasi Pelayanan Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial di Penginapan Yusmar, Sofifi, Sabtu (3/12/2022).

Menurut Mulyadi, transformasi BIS telah diterapkan di era digitalisasi dan seiring dengan berjalannya waktu, pengelolaan perpustakaan terus melakukan inovasi. salah satunya Transformasi Berbasis Inklusi Sosial telah diterapkan yang dikembangkan sejak tahun 2019 lalu.

Selain itu, kata Mulyadi, transformasi perpustakaan akan menghasilkan peningkatan kualitas layanan informasi melalui komputer, buku dan internet sementara berbasis inklusi sosial artinya menjangkau dan melibatkan seluruh komponen masyarakat juga melibatkan kaum disabilitas, lansia, perempuan dan yang lainnya yang belum pernah dijangkau sebelumnya dan menghargai keberagaman.

Sementara itu, Pengamat Pendidikan dari Universitas Khairun Ternate, Prof DR Gufran Ali Ibrahim mengatakan ada tiga program penting literasi desa yang harus dilakukan oleh seorang kepala desa antara lain Literasi membaca dan menulis, literasi ekonomi kreatif dan literasi ekologis.

"Seorang kepala desa harus memanfaatkan balai desa atau rumah/bangunan atau membangun sabua desa sebagai tempat melatih kebiasaan membaca warga berdasarkan kelompok umur," ujarnya.

Selain itu, harus menyediakan bahan-bahan bacaan, terutama bacaan praktis tentang usaha ekonomi berbasis potensi desa dan bacaan praktis tentang pelestarian lingkungan alam dan melaksanakan kegiatan membaca di akhir pekan, dimulai dari membaca 30 menit atau 1 jam.

Diketahui, kegiatan sosialisasi diikuti 13 desa di Kecamatan Oba Utara dan dua desa di Oba Tengah dan jajarannya. (Abdul Fatah/ant)
Share:
Komentar

Berita Terkini