GMKI Cabang Ambon Gelar Kegiatan Pengabdian di Negeri Huku Kecil Seram Bagian Barat

Share:

satumalukuID – Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Ambon melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Negeri Huku Kecil, Kecamatan Elpaputih, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB).

Ketua GMKI Cabang Ambon, Josias Tiven menjelaskan dalam kegiatan pengabdian yang dilakukan pada tanggal 13–19 Februari 2022 itu, GMKI adakan kegiatan Sosialisasi Stunting yang dibawakan oleh Kepala BKKBN Provinsi Maluku, juga pengobatan gratis oleh tim dari Puskesmas Elpaputih dan tim GMKI.

Kemudian kegiatan GMKI Mengajar pada tingkat PAUD, SD dan SMP, Pelatihan Pengelolaan Pangan Lokal, Pelatihan IT bagi Perangkat Pemerintah Negeri dan Perangkat Majelis Jemaat serta Guru Sekolah. Penyuluhan Pola Hidup Sehat (PHDS), Pelatihan Pembuatan Sirup Pala.

Pembuatan Pestisida Alami untuk Kesehatan Tanaman, Launching Kebun GMKI (GMKI Berkebun) dan Peresmian Tugu Prasasti Negeri dan Jemaat Binaan GMKI Cabang Ambon.

Selain itu, lanjut Tiven, ada tim GMKI yang melakukan survei terkait Kesejahteraan Sosial dan Ekonomi Masyarakat di negeri Huku Kecil,

“Nantinya data-data yang didapat dari hasil survei tersebut, akan diberikan kepada pihak Pemerintah Provinsi Maluku dan Pemkab Seram Bagian Barat agar dapat melihat masalah baik itu soal infrastruktur maupun sosial ekonomi,” ujarnya kepada media ini, Rabu (23/2/2022).

Lebih lanjut dikatakan, temuan GMKI Cabang Ambon selama kegiatan Mengabdi tersebut ada berbagai macam masalah yang ditemui seperti masalah Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi, Penerangan (Aliran Listrik) dan Akses Jalan.

“Dari berbagai masalah yang ditemui, yang menjadi Urgensi yakni Aksesibilitas (Akses Jalan) untuk kelima negeri yang berada pada daerah Kecamatan Elpaputih yaitu Sumeith Pasinaru, Ahiolo, Watui, Huku Kecil dan Abio. Kegiatan GMKI Mengabdi terpusat di Negeri Huku Kecil sehingga kami melihat Huku Kecil sebagai representasi daripada masalah-masalah di wilayah tersebut,” tutur Tiven.

Menurutnya, akses jalan aspal sangatlah dibutuhkan masyarakat untuk aktifitas perdagangan, pendidikan, kesehatan dan lainnya.

“Mereka kebanyakan petani dan berkebun. Bila mau menjual hasil kebunnya harus jalan kaki 32 kilometer ke Tala atau Kairatu. Bila pakai motor ojek ongkosnya 100 hingga 200 ribu. Tidak ada untungnya. Akibatnya pendapatan masyarakat di sana rendah,” jelasnya.

Di sisi lain, pengamatan GMKI selama perjalanan ke Huku Kecil adalah terlihat tiang-tiang listrik yang sudah karatan terbengkalai di pinggir jalan. Akibatnya masyarakat di sana belum rasakan pelayanan penerangan/listrik.

“Mereka hanya bergantung pada satu mesin genset. Tetapi tidak digunakan setiap hari. Hanya digunakan pada saat moment-moment tertentu sehingga masyarakat Huku Kecil belum bisa menikmati aktifitas di malam hari,” ujarnya.

Juga persoalan pendidikan dengan sarana yang terbatas dan malah sekolah sudah rusak. Juga masalah kesehatan yang tidak ada sarana maupun tenaga kesehatan dan lainnya.

Dengan kenyataan lapangan seperti itu, GMKI melihat bahwa semua masalah yang terjadi pada negeri-negeri wilayah pegunungan salah satunya ialah Negeri Huku Kecil, yakni masalah akses jalan. Sehingga diharapkan perhatian serius agar bisa dibangun oleh Pemkab SBB maupun Pemprov Maluku. (SM-05)

Share:
Komentar

Berita Terkini