Kapolri Pimpin Korps Raport, 2 Jenderal Densus 88 Sama-sama Jebolan SMA Negeri di Kota Ambon

Share:

satumalukuID – Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo memimpin laporan kebijakan kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi atau Korps Raport di Gedung Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Rabu (29/11/2021).

Dalam Korps Raport tersebut ada 19 personel kepolisian yang dinaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi. Dari Brigadir Jenderal (Brigjen) ke Inspektur Jenderal (Irjen) delapan personel, dan Komisaris Besar (Kombes) ke Brigjen ada 11 personel,

Dengan kenaikan pangkat itu, Korps Bhayangkara kini memiliki 11 Jenderal baru berpangkat Brigadir Jenderal (Brigjen) di akhir tahun 2021 ini.

Dari 11 Jenderal baru Brigjen di Polri tersebut, 4 diantaranya ditugaskan di Densus 88, salah satunya adalah Brigjen Pol Herry Heryawan.

Dengan naiknya pangkat Herry Heryawan di Densus 88, berarti saat ini di detasemen yang menangani aksi terorisme tersebut, ada 2 luluşan SMA di Kota Ambon yang berpangkat jenderal. .

Yang pertama adalah Kepala Densus (Kadensus) 88 Irjen Pol Marthinus Hukom dań Brigjen Pół Herry Heryawan yang menjabat sebagai Dirsidik.

BACA JUGA: 

 

Irjen Marthinus Hukom diketahui merupakan lulusan SMA Negeri 3 Ambon angkatan 1987. Dia bahkan sempat menjalani kuliah di Fakultas Pertanian Universitas Pattimura, sebelum akhirnya memilih Masuk Akademi Kepolisian (Akpol) dan lulus Tahun 1991.

Di Akpol, Irjen Marthinus Hukum seangkatan dengan Kapolri Jenderal Pół Listyo Sigit yang juga lahir di Kota Ambon dań saat ini sama-sama berusia 52 tahun.

Sepak terjang karir Irjen Marthinus Hukom dikenal sebagai seorang reserse. Dia menghabiskan masa tugasnya cukup lama di Densus 88 dari mulai jabatan penyidik hingga sekarang menjabat Kadensus.

Laki-laki asal Pulau Nusalaut, Maluku Tengah, ini dikenal sebagai salah satu perwira polisi yang menangkap Ali Imron, teröris kasus bom bali tahun 2002 lalu.

Saat itu Ali Imron ditangkap di Desa Sepatin Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kertanegara, Provinsi Kalimantan Timur.

Selanjutnya dia selalu terlibat dalam setiap operasi penangkapan para pelaku terorisme yang marak sejak awal Tahun 2000-an.

Sementara Brigjen Herry Heryawan adalah lulusan SMA Negeri 2 Ambon tahun 1990 dan saat ini berusia 49 tahun. Dia lulusan Akpol 1996.

Herry Heryawan lahir dan menghabiskan pendidikan dasar hingga menengah di Ambon.  Dia tinggal di Batu Gajah di Kompleks Polisi Militer (POM) TNI AD, Ambon.

BACA JUGA: 

 

Ayahnya adalah seorang polisi militer TNI AD asal Jawa Tengah dan ibunya perempuan Ambon asal Negeri Tulehu. Kakak kandung Brigjen Herry Heryawan juga salah satu perwira menengah di TNI AU yang juga lulusan SMA Negeri 2 Ambon.

Karir polisi Herry Heryawan lebih banyak bergelut sebagai reserse. Namanya tersohor karena tegas memberantas kasus premanisme, terorisme dan narkoba.

Saat menjabat Kasubdit Jatanras Ditserse Polda Metro Jaya, pada 2012, dia memimpin penangkapan terhadap John Kei. Bahkan, sempat menembak bagian bawah lutut kanan John Kei. Dia juga yang memimpin penangkapan Jessica Kumala Wongso dalam kasus terbunuhnya Mirna Salihin di Olivier Café, Grand Indonesia.

Sedangkan dalam kasus terorisme, Herry Heryawan terlibat dalam penangkapan Noordin M Top di Solo pada tahun 2009 dan penangkapan pemimpin Jamaah Islamiyah Abu Bakar Ba’asyir.

 

Share:
Komentar

Berita Terkini