satumalukuID- Sejak awal Januari 2021, kelangkaan minyak tanah terjadi di sejumlah wilayah Kota Ambon. Pertamina, bahkan heran. Sebab, stok minyak rumah tangga itu justru tercukupi di pangkalan BBM.
Kelangkaan salah satu kebutuhan rumah tangga ini sempat menimbulkan kepanikan masyarakat. Tampak, antrian pembelian di sejumlah agen minyak rumah tangga ini mulai terlihat sejak 4 Januari 2021.
Manager Comm Relations & CSR Regiona PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region VIII Papua, Papua Barat, Maluku dan Maluku Utara, Edi Mangun, yang dikonfirmasi satumaluku.id, mengaku stok minyak tanah tidak pernah kosong.
“Iya karena di kami tidak langka (kosong). Kami itu stok tercukupi, kemudian suplai tidak berkurang, tetapi kemudian di masyarakat barang itu hilang,” heran Edi yang dihubungi via selulernya, Senin (11/1/2021).
Sesuai Undang-Undang, Edi mengaku pihaknya diberikan kewenangan untuk kemudian melihat lebih jauh untuk mendistribusikan kepada agen. Jika terjadi kelangkaan di tengah masyarakat, selebihnya adalah penegak hukum.
“Kami juga tidak punya kewenangan untuk itu. Sebenarnya harapan itu (ditelusuri polisi) agar kami juga tertolong,” terangnya.
Menurutnya, media mengopinikan terjadi kelangkaan minyak tanah. Padahal, Pertamina sendiri tidak merasakan hal tersebut.
“Saya sudah omong berulang kali bahwa kelangkaan dari sisi Pertamina sampai ke pangkalan dan lain-lain itu tidak ada. Opini itu media selalu menyampaikan ini kelangkaan. Ini harus ditelusuri,” jelasnya.
Dia menyebutkan, apabila media menulis terjadi kelangkaan, maka masyarakat bisa kemudian panik. Warga yang biasanya hanya membeli lima liter, akan berusaha beli lebih. Bahkan bisa dimanfaatkan orang lain untuk memborong atau menimbun minyak tanah.
“Karena bahasa media langka, mereka kemudian memborong itu dan menimbun karena dia sudah tahu ini langka, padahal sebenarnya tidak. Kalau langka, pasti suplai akan berkurang. Sementara di sisi kami kan tidak,” ungkapnya.
Edi mengaku, stok minyak tanah selalu tersedia bahkan menjelang Natal, pihaknya selalu menyuplai ke pangkalan, maupun kepada agen.
“Ini yang kemudian saya membuat rilis meminta teman-teman pemerintah, dinas perdagangan, aparat kepolisian mari bersama-sama ikut melihat apa sebenarnya yang membuat masyarakat di mana-mana itu kemudian kesulitan mendapatkan minyak tanah,” ujarnya.
Bahkan Edi berharap, jika ditemukan ada oknum yang bermain atau sengaja menimbun minyak tanah agar meraih keuntungan, bisa ditindak sesuai hukum yang berlaku.
“Kalau memang ada yang bermain tindak. Supaya masyarakat jangan diombang-ambingkan dengan barang yang sebenarnya ada tapi kemudian hilang,” harapnya.
Kepala Bagian Operasi Polresta Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease Kompol Syahrul yang dikonfirmasi mengaku belum memonitoring kasus kelangkaan minyak tanah tersebut.
“Kalau itu saya belum monitor. Coba hubungi Kasat Reskrim,” pintanya via seluler, siang tadi.
Kasat Reskrim Polresta Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease AKP Mido Johanes Manik yang dihubungi dua kali oleh satumaluku.id, belum mengangkat atau merespon.