Sempat Bikin Cemas ODHA di Maluku, Stok Obat Antiretroviral Kini Tersedia Lagi

Share:

satumalukuID – Wabah Corona Virus Disease2019 (Covid-19), yang menyita dan menguras energi berbagai pihak, untuk mengantisipasi dan mengatasinya, dua lembaga yang peduli dengan Orang Dengan HIV AIDS (ODHA), yakni Yayasan Pelangi Maluku dan Komunitas Rumah Beta Maluku sempat dirundung kecemasan tingkat tinggi.

Pasalnya, sampai Kamis (26/3/2020) lalu, stok obat antiretroviral (ARV) bagi pengidap HIV dan orang dengan HIV-AIDS (ODHA) di Maluku habis. Ini tentu bisa jadi prahara bagi sekira 700-an ODHA yang berproses dengan Yayasan Pelangi Maluku, yang harus mengakses layanan di RSUD dr. M. Haulussy Ambon. Termasuk lebih dari 600-an ODHA yang mengakses layanan Perawatan Dukungan dan Pengobatan (PDP) lainnya.

Syukurlah, Direktur Yayasan Pelangi Maluku, Rosa Pentury lewat laman Facebook-nya, memberi informasi bahwa obat dimaksud sudah tersedia lagi. “Jam 11.00 WIT, saya dapat info dari Dinas Kesehatan, ARV jenis Efavirenz, atripla/FDC dan Lamivudin + Zidovudin sudah tersedia. Ketersediaan tepat pada waktunya. Terima kasih untuk semua pihak,” tulis Rosa pada laman FB-nya, yang dikunjungi satumalukuID, Minggu (30/3/2020).

Sebelumnya, kepada satumalukuID, Ketua Komunitas Rumah Beta Maluku Evilin Theresia mengaku, pihaknya sempat resah lantaran stok obat bagi ODHA di Maluku semakin berkurang secara signifikan. “Sebab teman-teman pengguna obat dengan jenis Efaviren Duviral mencapai seratus, dan pengguna tiga jenis gabungan obat mencapai sekitar 400 orang di RSUD  dr. M. Haulussy Ambon,” tuturnya.

Menurut Evilin, saat ini kondisi ODHA yang mengkonsumsi Efaviren dialihkan ke tiga kombinasi obat, yakni Lamivudin, TDF dan Efaviren. Secara tidak langsung makan stok obat tentu akan berkurang. “Untuk saat ini pasien hanya mendapatkan jatah sebanyak lima butir obat saja,” terangnya kepada satumalukuID, Kamis (26/3/2020).

Bagi Evilin, seharusnya masing-masing ODHA mendapatkan jatah stok obat untuk satu bulan, atau satu botol untuk satu jenis obat.

Evilin katakan, jika stok obat habis maka secara otomatis ketersediaan obat akan kosong, dan ODHA akan putus obat dan tentu akan berakibat fatal. Sebab jika putus obat maka dapat mengakibatkan resistensi obat, viraload akan terdeteksi dan pasti akan gagal terapi.

“Akibat paling fatal dengan putus obat maka akan mengakibatkan kematian dengan AIDS. Oleh sebab itu kami berharap ke depannya pemerintah daerah dapat menganggarkan untuk buferstok. Jadi dapat membeli dari Kimia Farma, sehingga apabila terjadi persoalan seperti ini kami tidak perlu khawatir,” harapnya.

Share:
Komentar

Berita Terkini