Dubes RI di Belanda Membuka Event Moluccan Educations Meet Up dengan Lagu Maluku Tanah Pusaka

Share:

Ooh Maluku…  tampa beta putus pusa e
pasir putih aluse
gunung deng tanjong
beta seng lupa e…

Itulah penggalan lagu Maluku Tanah Pusaka, yang menjadi pembuka pidato Duta Besar (Dubes) RI untuk Belanda, I Gusti Agung Wesaka Puja pada acara Moluccan Educations Meet Up yang berlangsung di aula KBRI Den Haag, Selasa (2/7).

Para peserta kegiatan yang didominasi warga keturunan Maluku di Belanda, sempat kaget saat Dubes mengajak mereka untuk bersama menyanyikan lagu tersebut. Tak pelak, seisi aula pun ikut mendendangkan lagu yang syairnya tentu saja membuat rasa rindu akan kampung halaman memuncak kembali.

“Saya yakin, sebagian besar peserta yang hadir disini, pasti rindu akan kampung halaman mereka di Maluku. Karena itu, saya mengajak menyanyikan lagu tersebut, biar bisa sedikit mengobati rasa rindu saudara-saudara sekalian,” kata Dubes.

Ternyata, tidak hanya membuka pidato dengan kejutan menyanyikan lagu Ambon, di tengah-tengah pidatonya pun, Dubes kembali mengajak bernyanyi sebuah lagu Ambon, Hela Rotan e. Seluruh peserta pun dengan penuh semangat ikut bernyanyi, membuat arena diskusi tentang pendidikan di Maluku itu menjadi lebih santai.

Meet Up yang mengusung tema, Gerakan Bersama Untuk Maluku Cerdas, yang berlangsung sehari di KBRI Den Haag merupakan inisiatif dari Yayasan Heka Leka di Ambon bersama Tim Kerja Heka Leka di Belanda, dan disambut positif Dubes RI.

Tanggapan positif Dubes ini kemudian diwujudkan lewat dukungan dan fasilitasi penuh untuk melaksanakan Meet Up terkait pendidikan di Maluku.

Dubes sejak beberapa tahun terakhir ini memang menaruh perhatian khusus terhadap perjuangan dan kerja keras Heka Leka yang dipimpin Stanley Ferdinandus untuk ikut membantu memajukan sektor pendidikan di Maluku, teristimewa bagi mereka yang berada di wilayah-wilayah yang sulit dijangkau.

Dirinya pun tak sungkan melontarkan pujian dan kekaguman terhadap kerja keras sekelompok anak-anak muda di Kota Ambon ini, yang sudah mendedikasikan diri dan waktu mereka demi mencerdaskan sesama anak Maluku.

Menurutnya, Indonesia sangat membutuhkan anak-anak muda seperti ini, sehingga kerja keras mereka harus didukung dan dihargai.

Moluccas Educations Meet Up menghadirkan sejumlah nara sumber dari Belanda dan Ambon, yakni Mary Tupan-Wenno yang merupakan Executive Director ECHO. Center for Diversity Policy
Vice Chair GAPS, Global Access to Postsecondary Initiative, Elonamayo Laturiuw, Kepala SMA Kristen Ambon, Drs Fahmi Salatalohy, Kepala Dinas Pendidikan Kota Ambon serta Stanley Ferdinandus dan Mega Pattiasina dari Heka Leka.

Ada juga sesi pemutaran film pendek karya Rob dan Tina de Fretes, yang menceritakan tentang kehidupan anak-anak sekolah di Maluku dan di Belanda, serta apa saja yang menjadi harapan serta cita-cita mereka di masa depan.

Juga ada sesi berbagi cerita dari Tim Kerja Heka Leka di Belanda tentang berbagai kegiatan yang sudah mereka lakukan untuk membantu Heka Leka di Ambon yang disampaikan oleh Antis Maryanan.

Rangkaian diskusi yang berlangsung lebih dari satu jam, dipandu oleh Wim Manuhutu selaku moderator. Selesai kegiatan Meet Up, rencananya tanggal 5-7 Juli mendatang, Stanley Ferdinandus akan melakukan kampanye Maluku Cerdas dengan bersepeda dari Assen hingga Appeldoorn dan menyinggahi beberapa kota di Belanda untuk menjumpai komunitas masyarakat Maluku sekaligus melakukan sosialisasi dan memperkenalkan Heka Leka.

Appeldoorn menjadi titik finish kampanye Maluku Cerdas melalui bersepeda, karena bertepatan dengan pelaksanaan World Proef tanggal 7 Juli, dimana Heka Leka juga menjadi salah satu partisipan. (Febby Kaihatu)

Share:
Komentar

Berita Terkini