SATUMALUKU.ID -- Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengaku terkejut setelah mengetahui bahwa Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Chasan Boesoeirie di Ternate, Maluku Utara, memiliki utang obat hingga Rp60 miliar kepada pihak ketiga.
Hal tersebut ia sampaikan saat meninjau langsung rumah sakit tersebut bersama Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda, sebelum melanjutkan kunjungan kerja ke Kabupaten Halmahera Timur.
"Tadi baru dari rumah sakitnya Ibu (Gubernur Maluku Utara) yang di Ternate itu. Utangnya Rp60 miliar, utang obat. Saya garuk-garuk kepala, itu bisa jadi gedung," ujar Budi saat memberikan sambutan dalam acara peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan peningkatan kelas C RSUD Maba di Kabupaten Halmahera Timur seperti diberitakan Kompas.com, Minggu (9/3/2025).
Menurut Menkes, besarnya utang RSUD dr Chasan Boesoeirie mencerminkan lemahnya tata kelola keuangan rumah sakit tersebut.
Ia menilai dengan jumlah kamar yang tersedia, rumah sakit seharusnya memiliki pendapatan yang cukup untuk mengelola operasionalnya dengan baik.
"Kalau rumah sakit seratus kamar, kalau rumah sakit Kemenkes saya bilang, dia harus punya pendapatan Rp 100 miliar, dan pasti positif. Jadi sisa anggarannya pasti ada, yang bisa dipakai untuk subsidi pasien BPJS yang tidak mampu, bisa beli alat, dan bisa dipakai untuk tambahan tukin (tunjangan kinerja) untuk pegawai-pegawainya," jelasnya.
Kemenkes Beri Pendampingan
Sebagai langkah perbaikan, Kementerian Kesehatan akan memberikan pendampingan langsung dalam tata kelola RSUD Maba, yang saat ini tengah ditingkatkan menjadi rumah sakit kelas C.
“Supaya rumah sakit ini bukan hanya fisiknya yang bagus, tapi manajemennya juga bagus. Termasuk di dalamnya menata master plan-nya,” kata Budi.
RSUD Maba menjadi salah satu dari tujuh rumah sakit daerah yang akan dibangun tahun ini dari total 32 rumah sakit yang direncanakan dalam proyek peningkatan layanan kesehatan nasional.
Peningkatan fasilitas RSUD Maba merupakan bagian dari program quick win yang digagas pemerintah untuk meratakan layanan kesehatan di seluruh Indonesia.
“Ini adalah salah satu program quick win atau program hasil terbaik cepat Pak Prabowo, yang tujuannya untuk meratakan pelayanan untuk mengobati orang sakit di seluruh Indonesia,” ungkapnya.
Pembangunan rumah sakit ini mencakup gedung baru setinggi tiga lantai untuk meningkatkan kapasitas layanan.
Dengan adanya peningkatan ini, masyarakat di pelosok diharapkan tidak perlu lagi dirujuk ke rumah sakit yang lebih jauh atau bahkan keluar dari Kabupaten Halmahera Timur. (Tyo)