SATUMALUKU.ID -- Kapolres Buru AKBP Sulastri Sukidjang mengatakan kemungkinan masih ada korban lain tertimbun longsor di areal tambang emas ilegal Gunung Botak di Kapuran Tambang, Desa Persiapan Wansait, Kecamatan Waelata, Kabupaten Buru, Maluku.
"Dimungkinkan jumlah korban akan bertambah," kata Sulastri Sukidjang di Ambon, Minggu (8/3/2025).
Hal ini, menurutnya, berdasarkan keterangan saksi masih terdapat penambang berada di tenda ikut tersapu longsor saat peristiwa maut itu terjadi.
"Karena menurut keterangan saksi, masih ada beberapa tenda penambang yang tertimbun material longsor," ujarnya.
Hingga saat ini, olah tempat kejadian perkara (TKP) belum bisa dilakukan karena kondisi tanah masih labil.
"Kemungkinan olah TKP baru bisa dilakukan besok (hari ini) tergantung situasi di lokasi," ucapnya.
Sebelumnya, Sulastri Sukidjang mengungkap pemicu bencana tanah longsor di lokasi tambang emas ilegal Gunung Botak, di areal Kapuran Tambang, Desa Persiapan Wansait, Kecamatan Waelata, Kabupaten Buru, Maluku.
“Longsor terjadi akibat jebolnya bak penampung air setelah hujan deras mengguyur kawasan tersebut pada Sabtu (8/3) pagi,” katanya.
Dalam peristiwa tersebut sejauh ini terdapat 7 korban tewas dan belasan lainnya luka berat.
"Peristiwa ini mengakibatkan tujuh orang tewas, salah satunya seorang tukang masak," ungkap Sulastri Sukidjang.
Ia mengatakan tujuh korban ditemukan dalam kondisi tertimbun material longsor.
Sebanyak lima di antara mereka berasal dari Maluku Utara, yakni Isra (51) dan istrinya, Sarbia (49), serta anak mereka, Iman (8), yang warga Malifut, Kabupaten Halmahera Timur.
Selain itu, Badrun (41) dan Asni, tukang masak berasal dari Desa Tahane, Pulau Makean, Ternate.
"Kelima korban tersebut telah dievakuasi ke Maluku Utara menggunakan speedboat milik Pemda Buru," ujarnya.
Sebanyak dua korban lainnya yang warga Desa Dava, Kecamatan Waelata, Kabupaten Buru, yakni Hendra (59) dan Sudin (41).
"Kedua korban sudah dimakamkan di TPU Desa Dava," katanya.
Beberapa penambang lainnya ditemukan dalam kondisi selamat namun mengalami luka-luka, salah satunya Awi (40), warga Desa Debowae, Kecamatan Waelata patah tangan kiri dan cedera pinggang. Korban saat ini dirawat di Puskesmas Waekasar.
Korban lain yang dipanggil Anak Beta (27), warga Desa Dava luka tangan kiri dan memilih menjalani pengobatan tradisional di Desa Oki Lama, Kecamatan Namrole, Kabupaten Buru Selatan. (Tyo)