Marantika, Tetelepta dan Pattiruhu Dikukuhkan Jadi Guru Besar di Unpatti Ambon

Share:

satumalukuID – Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon menambah tiga orang guru besar lagi. Pengukuhan ketiga profesor tersebut dilakukan dalam Rapat Terbuka Senat Luar Biasa Unpatti di Aula Lantai II Gedung Rektorat kampus Poka, Jumat (24/6/2022).

Mereka yang dikukuhkan yaitu Prof. Dr. Juliaans E. R. Marantika M.Pd sebagai Guru Besar bidang Ilmu Pendidikan Bahasa pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).

Prof. Dr. Ir. Johannes M. S. Tetelepta M.SI M.Phil sebagai Guru Besar bidang Kelautan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK).

Berikutnya, Prof. Dr. J. R. Pattiruhu SE M.Si sebagai Guru Besar bidang Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bsinis (FEBIS).

Dengan dikukhkannya tiga guru besar tersebut, maka saat ini total jumlah guru besar di Unpatti sebanyak 77 orang.

Seperti dilansir media Humas Unpatti “Hotumese Maju”, dijelaskan bahwa Prof. Dr. Juliaans E. R. Marantika dalam pidato pengukuhan membawakan topik berjudul “State of The Art Pembelajaran Bahasa Jerman Sebagai Bahasa Asing”.

Tema itu dipilih guru besar ke 25 FKIP tersebut sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi kekinian proses pembelajaran bahasa Jerman, khususnya di sekolah-sekolah di Maluku yang terkesan sangat didominasi guru. Cara ini kurang beri ruang yang cukup bagi peserta didik untuk berlatih berkomunikasi dalam bahsa Jerman, baik secara lisan maupun tulisan.

Sementara itu, profesor ke 12 pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Prof. Dr. Ir. Johannes M. S. Tetelepta, M.Si dengan pidato berjudul “Menuju Pengelolaan Perikanan Terukur dalam Kaitannya Dengan Lumbung Ikan Nasional Berkelanjutan”.

Tetelepta mengatakan, sumber daya Ikan Maluku memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan yang tersebar pada WPP 714, 715, dan 718. Akan tetapi perlu diingat bahwa WPP tersebut bukan seluruhnya milik Propinsi Maluku tetapi share sumberdaya dengan beberapa wilayah lain di Indonesia.

Pengelolaan dan pemanfaatannya harus dilakukan secara kolaboratif dengan wilayah-wilayah yang bersinggungan dengan ketiga WPP tersebut. Hasil kajian Komnas Kajiskan KPP tahun 2016 menyimpulkan bahwa sebagian besar potensi dan tingkat pemanfaatan SDI di ketiga wilayah WPP NRI (714,715,718) sudah ada pada tingkat tereksploitasi penuh.

Beberapa hasil penelitian menunjukan terjadinya penuruanan CPUE SDI tertentu. Pengelolaan yang keliru bisa menyebabkan kondisi SDI menjadi lebih tangkap. Perikanan Tangkap Terukur sebagai turunan dari pendekatan Harvest Control Rules jika dilakukan dengan seksama dengan memadukan pendekatan system lingkungan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan bisa menjamin tiga tujuan yang ingin dicapai dari LIN.

Sedangkan Prof Dr. J. R. Pattiruhu, SE M.Si yang merupakan guru besar ke 5 pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis pidatonya berjudul “Reaksi Pasar Modal Terhadap Eksistensi Perusahan Industeri Manufaktur Pada Masa Pandemi Covid – 19 Di Indonesia”.

Pattiruhu mengatakan, tujuan dari topik yang diangkat untuk mengeksplorasi bagaimana reaksi Pasar Modal menanggapi pandemic Covid – 19 yang berdampak pada perusahan industeri manufacturing di Indonesia.

Wabah Covid -19 ini telah membawa ketidakpastian yang ekstrem terhadap risk and return, serta dampak pada kebijakan stimulasi yang dilakukan pemerintah sehingga menyebabkan pasar modal dapat bergerak naik turun sering dengan pembaruan berita Covid-19.

“Jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia, maka kondisi pasar seperti ini disebut dengan pasar efisien (Hartono 2013)., semakin cepat suatu pasar beraksi terhadap informasi baru semakin efisien pasar tersebut” katanya.

Pada kesempatan itu, Rektor Unpatti Prof. Dr. M. J. Saptenno SH M. Hum mengatakan, “ini merupakan kebanggaan tersendiri dalam perjalanan panjang Universitas Pattimura memasuki usia ke 60 tahun dimana telah menghasilkan 76 guru besar dan sekaligus menjadi tantangan bagi universitas ini”, ujarnya.

Oleh karenanya rektor mendorong dan memberikan motivasi kepada para Doktor untuk bisa berproes ke jenjang guru besar atau profesor.

Lebih lanjutnya, Sapteno katakan, kajian-kajian akademik perlu terus dikembangkan oleh Universitas Pattimura terutama tiga guru besar yang baru dikukuhkan agar menjadi acuan dalam pengembangan pembangunan di Maluku.

Rektor berharap agar ketiga guru besar untuk tetap rendah hati dalam mengemban jabatan akademis tertinggi di Unpatti.(SM-05)

Share:
Komentar

Berita Terkini