3 Kali Buat Surat Terbuka untuk Gubernur Maluku, Kapolda dan Pejabat Lain, Ellen Kurmasela: Ini Suara Keresahan

Share:

satumalukuID – Ellen Novilensia Kurmasela sudah tiga kali menuliskan surat terbuka di Facebook menyuarakan keresahannya sebagai warga Maluku menyikapi konflik di Pulau Haruku yang berbuntut mengungsinya seribuan warga Negeri Kariuw ke Negeri Aboru, sejak 26 Januari 2022 lalu.

Surat terbuka salah satu pegiat sosial ini pertama kali diposting pada 11 Februari 2022 lalu. Menyusul surat terbuka kedua pada 16 Februari dan ketiga pada 7 Maret 2022.

Dalam ketiga surat terbukanya tersebut, Ellen mention Gubernur Maluku Murad Ismail agar mau menyempatkan waktu untuk datang dan memberi perhatian kepada warga Negeri Kariuw yang sedang mengungsi di Negeri Aboru, Pulau Haruku, Maluku Tengah.

Apalagi jarak tempuh ke Negeri Aboru dari Kota Ambon relatif dekat karena hanya membutuhkan waktu dalam hitungan menit dari Pelabuhan Tulehu.

Kepada Kapolda Maluku, Ellen mempertanyakan tentang proses hüküm yang sudah dilakukan terhadap para pelaku kerusuhan yang menyebabkan terbakarnya ratusan rumah di Negeri Kariuw.

Dia merasa peduli dengan hal ini karena yakin tindakan hüküm yang efektif akan memberikan etek jera kepada Warga Maluku lainnya sehingga tidak terulang lagi kejadian yang sama.

Sedangkan kepada Bupati, DPRD Maluku Tengah dan DPRD Maluku, lulusan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga ini berharap surat terbukanya bisa menggugah kepedulian mereka terkait penanganan pengungsi Negeri Kariuw di Aboru dan upaya rehabilitasi rumah-rumah warga Kariuw yang terbakar.

Dia berharap nantinya warga Kariuw bisa selera kembali ke negeri mereka dan tincal dalam suasana aman.

“Sampai sekarang penanganan masalah konflik di Pulau Haruku belum jelas juga. Wajar ketika beta sebagai masyarakat pertanyakan bagaimana kinerja dan tanggung jawab pemerintah daerah dan pihak terkait untuk melayani masyarakat dalam keadaan apapun. Jadi ini suara keresahan,” kata Ellen saat dikonfirmasi media ini, Senin (7/3/2022).

Ellen juga mengungkap motivasinya menulis surat terbuka hinna tiga kali di FB adalah didasarkan keinginan agar masalah konflik yang berujung mengungsinya warga Negeri Kariuw menjadi kepedulian pemerintah daerah dan aparat hukum terkait,

“Yang pasti goalsnya ada. Saya ingin supaya masalah benar-benar bisa segera selesai. Pelaku atau otak dibalik konflik bisa ditangkap dan diadili supaya ada efek jera dań terpenting masyarakat di Maluku bisa hidup dengan tenang seperti yang diinginkan selama ini,” ungkapnya.

Dia juga berharap pengungsi Kariuw bisa pulang ke rumah masing-masing untuk bisa menata kehidupan mereka ke depan dengan baik.

Mantan Dosen yang memilih menjadi pegiat sosial ini sangat yakin surat terbukanya akan direspon Gubernur, Kapolda dan Pejabat lainnya.

“Tapi kalau tidak ditanggapi, ya saya sebagai masyarakat bisa menilai sendiri kinerja para pejabat ini baik atau buruk,” timpalnya.

Dia juga tétap akan terus menyuarakan aspirasinya sampai penanganan masalah konflik di Pulau Haruku benar-benar tertangani. Sebab melihat dari pengalaman sebelumnya masyarakat sudah banyak yang menderita.

“Sudahlah cukup masyarakat itu bersedih krn persoalan-persoalan yang ada seperti konflik, gempa, covid. Beta ingin mereka tersenyum tanpa beban,” ujar Ellen.

Share:
Komentar

Berita Terkini