Susuri Maluku Barat Daya dalam Kondisi Pandemi COVID-19, Pekerja Kemanusiaan Dwi Prihandini Bantu Warga Disabilitas

Share:

satumalukuID – Dwi Prihandini yang dikenal sebagai pekerja kemanusiaan dan sangat jatuh cinta terhadap Maluku, mengaku tetap berkomitmen untuk membantu penyandang disabilitas di kepulauan ini, meskipun dalam kondisi pandemi COVID-19. Kali ini perempuan berdarah Madura yang akrab disapa Dini ini, sedang keliling di Kabupaten Maluku Barad Daya untuk memberikan bantuan kemanusiaan buat warga disabilitas yang termasuk kelompok marginal.

“Dalam kondisi pademi COVID-19 maupun tidak, saya tetap berkomitmen untuk terus memberikan perhatian kepada penyandang disabilitas di Maluku. Saat ini saya berkunjung ke Maluku Barat Daya (MBD), yang sebenarnya sudah saya rencanakan sejak tahun 2015,” ujar Dini melalui saluran telepon di Desa Babar, Maluku Barat Daya, Senin (7/9/2021).

Dini menuturkan bahwa sudah beberapa kali dirinya berkunjung ke MBD, namun belum pernah sampai ke pulau-pulau terluarnya. Oleh sebab itu, saat ini dia memutuskan untuk berkunjung ke pulau-pulau terluar tersebut.

“Kegiatan saya kali ini berupa pemberian santuan bagi penyandang disabilitas. Dan dalam perjalan kali ini saya menyantuni 52 orang penyandang disabilitas, yakni 3 orang di Pulau Leti, 1 orang di Pulau Lakor, dan 48 orang di Pulau Babar. Mulai dari Babar Timur hingga Babar Barat, dengan besaran santunan Rp.500.000 per orangnya,” ungkapnya.

Menurut Dini, tantang yang paling dirasakannya pada kegiatan kali ini, adalah kondisi yang harus ditempuh dengan perjalanan laut yang memakan waktu berhari-hari. “Termasuk hempasan ombak dan angin yang cukup kencang, ditambah dengan kondisi dari desa satu ke desa berikutnya yang berjarak yang cukup jauh,” terangnya.

Dini menambahkan, selain kegiatan bagi penyandang disabilitas, dia juga memberikan bantuan kepada taman baca di Pulau Lakor melalui Christian Propery sebesar Rp.1.000.000. Ada juga bantuan untuk pembangunan gereja di Babar sebesar Rp.5.000.000, dan juga bantuan kepada salah satu pendeta di Leti sebesar Rp.5.000.000.

“Dengan adanya kegiatan ini, berarti saya sudah berkunjung lengkap ke MBD, dan dari yang saya lihat kondisi anak-anak atau orang dengan disabilitas di sini belum mendapat perhatian dengan baik dari pihak manapun. Bagi saya ini memprihatinkan, saya bahkan sempat dimarahi oleh salah satu keluarga sebab mereka mengira saya dari berasal dari pihak pemerintahan,” kisahnya.

Dini katakan, keluarga yang didatanginya itu menyampaikan kepada dia, bahwa mereka merasa kecewa sebab janji yang pernah disampaikan oleh pihak pemerintah, hingga saat ini belum teralisasi.

“Saya jelaskan bahwa saya adalah pribadi yang peduli dengan disabilitas di Maluku. Saya juga sampaikan bahwa saya tidak memiliki angenda politik. Mengingat saya bukan anggota partai. Dan seluruh bantuan yang saya berikan selama ini merupakan dana pribadi, serta tidak membuka rekening donasi atas nama siapaun,” papar Dini.

Menurut dia, keluarga tersebut akhirnya meminta maaf setelah mendengar penjelasan darinya. “Dan tanggapan dari setiap keluarga yang saya berikan bantuan, mereka mengaku merasa sangat senang, bahkan beberapa diantaranya anggota keluarganya menangis karena terharu,” beber Dini.

Ia berharap dengan bantuan yang diberikannya, bisa membangkitkan optimisme dan semangat, bahwa masih ada yang peduli kepada mereka. Dia juga berharap semoga santunan tersebut dapat digunakan serta mencukupi kebutuhan mereka.

Menyinggung tentang protokol kesehatan, Dini mengaku dalam perjalanannya dia tentunya menerapkan protokol kesehatan dengan tertib, warga pun demikian. “Ini berkat eduaksi dari aparat desa, dan juga menurut info dari Kepala Desa di Tela, Babar Barat, MBD, dan desa-desa lainnya, bahwa mereka juga mendapat bantuan penanganan COIVID-19 dari pemerintah pusat terkait APD, dan peralatan lainnya terkait dengan upaya penangan COVID-19,” pungkasnya.

Share:
Komentar

Berita Terkini