Demo Tolak PPKM di Ambon Dibubarkan Paksa, Polisi Amankan Sejumlah Mahasiswa

Share:

satumalukuID- Ratusan mahasiswa kembali berunjuk rasa di depan Balai Kota Ambon, Jumat (16/7/2021). Demonstrasi dengan tujuan menolak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro ini dibubarkan paksa oleh polisi.

Dalam aksi pembubaran itu, sejumlah mahasiswa tampak diamankan polisi. Mahasiswa yang dianggap sebagai provokator dirampas dalam kerumunan, dirangkul, bahkan dipukul saat digelandang menuju Pos Kota atau Polsek Sirimau Ambon.

Ratusan mahasiswa pengunjuk rasa ini tergabung dari beberapa perguruan tinggi di Kota Ambon. Seperti Unpatti, IAIN, Darussalam, UKIM, Poltek dan lain-lain.

“Kami minta Wali Kota Ambon untuk mencabut PPKM Mikro Diperketat, karena menyengsarakan rakyat,” teriak salah satu orator dalam orasinya.

Menurut mahasiswa, penerapan PPKM tidak pro dengan rakyat. Para pedagang kaki lima, tukang ojek, supir angkut semakin susah menghidupi keluarga.

Pendemo tampak membawa pamflet.

“Kalian enak setiap bulan dapat gaji, tapi mereka ibu-ibu di Pasar, tukang ojek, supir angkot setiap hari harus cari uang untuk makan hari itu,” katanya.

Dalam aksi itu, para pengunjuk rasa juga meminta Pemerintah untuk mengevaluasi sejumlah rumah sakit yang diduga mengcovidkan pasien.

Para mahasiswa juga meminta agar Pemerintah transparan dengan anggaran penanganan Covid-19. Sebab, anggaran penanganan Covid-19 bukan rahasia negara yang harus dipublikasikan kepada masyarakat.

“Transparansi anggaran covid-19 karena itu bukan rahasia negara, jadi harus dipublikasikan,” teriak para orator.

Tak berselang lama sekitar pukul 14.10 WIT, aksi demo ricuh setelah aparat kepolisian mengamankan seorang pengunjuk rasa di depan Balai Kota Ambon.

Mahasiswa yang tidak terima rekan mereka ditahan kemudian adu mulut dengan sejumlah anggota polisi yang juga berpakaian preman.

Para mahasiswa terlihat dikejar mulai dari depan Balai Kota, Jalan Sultan Hairun, hingga ke Jalan Ay Patty, Slamet Riyadi dan Sam Ratulangi.

Sempat terdengar tembakan peringatan satu kali di Jalan Ay Patty. Sejumlah mahasiswa kemudian diamankan satu per satu. Mereka dibawa menuju Pos Kota.

“Kalian tidak punya hati,” teriak seorang mahasiswi yang dirangkul seorang Polwan.

Randi Rahman Latuconsina, salah satu korlap aksi demo dari IAIN Ambon mengatakan, sebanyak 23 orang rekan mereka mengalami luka-luka akibat dianiaya sejumlah oknum polisi.
Puluhan mahasiswa yang terluka, lanjut Randi, dilarikan ke Rumah Sakit Alfatah Ambon untuk mendapat penanganan medis.

“Sementara yang saat ini masih di tahan polisi berjumlah 21 orang,” katanya.

Ratusan mahasiswa berkumpul di perempatan Pos Kota (Polsek Sirimau).

Kapolresta Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease, Kombes Pol. Leo Surya Nugraha Simatupang, mengatakan, aksi demonstrasi dibubarkan karena tidak mengantongi ijin.

Selain tidak mengantongi ijin, pembubaran dilakukan karena telah mengganggu ketertiban umum. Apalagi saat ini Kota Ambon sedang dalam penerapan PPKM Mikro, yang menerapkan protokol kesehatan.

“Tadi kita bubarkan tapi mereka menolak, kemudian terjadi bentrok dan beberapa mahasiswa kita amankan, karena kalau tidak mereka akan memprovokasi teman-teman yang lain,” kata Leo kepada wartawan.

Leo meminta mahasiswa agar aksi unjuk rasa tidak terjadi lagi, mengingat penyebaran virus pandemi itu hingga kini masih meningkat.

“Mari kita sama sama menekan angka penyebaran Covid. Biasanya kita menguburkan satu sampai lima orang, tapi tadi malam kita kuburkan sebelas orang meninggal karena covid,” terangnya.

Mantan Kapolres Pulau Buru ini mengharapkan kerja sama semua tokoh masyarakat.

“Apalagi teman-teman mahasiswa, mari kita sama-sama memberikan pemahaman kepada masyarakat di Kota Ambon,” pintanya.

Leo mengaku dari satuan tugas masih menangani sejumlah mahasiswa yang diamankan. Ia meminta rekan-rekannya yang lain agar dapat kembali ke rumah masing-masing.

“Sebaiknya mereka pulang saja, teman-temannya (yang diamankan) tidak ada masalah. Nanti kita lihat sampai di mana tingkat kesalahannya. Kalau tidak ada apa yang dikenakan nanti kita lakukan pembinaan dan kita pulangkan. Nanti dari gugus tugas kota Ambon,” kata dia.

Seorang mahasiswa tampak diamankan aparat kepolisian.

Menyoal terkait sejumlah oknum polisi melakukan pemukulan terhadap para mahasiswa, Leo mengaku pihaknya akan melakukan penyelidikan.

“Nanti kita lihat, kalau memang ada anggota kita yang salah, tidak sesuai prosedur, nanti ada aturan yang berlaku kepada yang bersangkutan,” tegasnya.

Perwira menengah berpangkat tiga melati di pundaknya ini meminta mahasiswa untuk memproteksi diri.

“Intinya kita minta protokol kesehatan. Kemudian kami dari kepolisian melakukan kegiatan preemtif, preventif, kami memberikan himbauan kepada mereka, memberikan penjelasan, kalau tidak mau ya kita represif,” katanya.

Share:
Komentar

Berita Terkini