Kebutuhan di Maluku Tinggi, Fashion Desainer Bikin Masker Gratis untuk Kaum Marjinal

Share:

satumaluku.ID – Kebutuhan masker yang tinggi di Maluku, termasuk Kota Ambon, paska merebaknya wabah Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), membuat salah satu fashion desainer di Maluku, Efie Hehanussa, tergerak untuk membuat masker kain.

Produk tersebut ada yang dijual, dan ada yan dibagikan gratis kepada warga kota Ambon yang membutuhkan terutama yang bekerja pada sektor informal.

“Awalnya saya mulai membuat masker kain karena orderan jahitan saya sudah selesai. Lalu mendapatkan ide dari teman-teman Alumni Akademi Seni Rupa, yang berada di Jakarta untuk memproduksi masker kain. Sebab kebutuhan masker kain semakin meningkat,” tuturnya kepada satumalukuID, Kamis (09/04/2020).

Efie yang juga dikenal sebagai desainer busana berbahan kain lokal Maluku ini mengungkapkan, masker kain produksinya dijual dengan harga Rp.10.000 per buah, dengan kualitas yang tetap diperhatikan.

“Meskipun harganya sangat terjangkau, namun saya buat dengan kualitas yang baik. Maskernya saya buat tiga lapis, sehingga safety untuk digunakan,” terangnya.

Dia mengakui sempat kewalahan menerima pesanan, sebab banyaknya permintaan, dan stock beberapa bahan yang kosong di Kota Ambon serta harus didatangkan dari Jakarta.

Menurut Efie, semua pesanan dia lakukan secara bertahap, karena dia mengerjakannya sendiri kebutuhan serta permintaan yang banyak.

“Seperti kemarin ada permintaan dari Maluku Barat Daya sebanyak 300 buah yang akan dibagikan untuk siswa Sekolah Dasar (SD) di sana,” jelasnya.

Dia menambahkan bahwa ada beberapa instansi yang turut memesan masker buatannya untuk dibagikan kepada para pegawai.

“Saya sampaikan bahwa saya tidak bisa terburu-buru, karena masih menunggu karet yang merupakan salah satu bahan dalam pembuatan makser tersebut. Kondisinya di Ambon lagi kosong,” ungkapnya

Selain itu, lanjut Efie, ada juga pesanan untuk para Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) di Kota Ambon sebanyak 50 buah.

Selain masker produksinya dijual, Efie juga membagikannya secara gratis kepada warga Kota Ambon pada sektor informal yang membutuhkan, seperti tukang becak.

Efie katakan, pada kondisi seperti ini pemasukan tukang becak jelas berkurang. Bisa dikatakan dalam sehari mereka kesulitan mendapatkan pemasukan sebesar Rp.10.000, dan mereka harus membayar uang sewa becak Rp.15.000 perhari.

“Oleh sebab itu saya bagikan secara gratis, ditambahkan bantuan sembako yang dititipkan seorang rekan,” terangnya.

Manururu Efie, jika stok karet pesanan telah sampai maka dia dapat memproduski hingga 2.000 masker kain.

Awalnya kain bahan pembuatan masker, dia ambil dari kain-kain perca yang dia kumpulkjan sejak 10 tahun lalu. Lama-lama kain perca itu pun habis, akhirnya dia harus membeli kain sebagai bahan utama masker.

Dengan konsekuensi haris membeli kain baru, Efie pun memberlakukan subsidi silang. Para pekerja sektor informal seperti tukang ojek, penarik becak dan lain-laijn mendapatkan masker gratis, sedangkan yang lain dari itu harus membeli. Uangnya kemudian digunakan untuk membeli kain bahan masker.

 

Share:
Komentar

Berita Terkini