Unjuk Rasa Mahasiswa dan Pedagang di Kampus Unpatti Ambon Ricuh, Beberapa Kaca Rektorat Pecah

Share:

satumalukuID- Ratusan orang yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Peduli Kampus Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, menggelar aksi unjuk rasa, Selasa (18/2/2020). Sayangnya, aksi berakhir ricuh hingga berujung pecahnya beberapa kaca rektorat.

Unjuk rasa melibatkan para pedagang Kantin Pujasera. Mereka memprotes kebijakan penerapan retribusi baru yang diduga melebihi pendapatan pedagang per hari. Kantin Pujasera merupakan salah satu badan usaha milik Unpatti Ambon.

Unjuk rasa berawal damai yang dimulai dari depan Kantin Pujasera Unpatti. Aksi yang dipimpin Korlap Akbar Hatapayo ini kemudian bergerak menuju depan Kantor Rektorat Unpatti. Di depan rektorat, massa beraksi sambil melakukan pembakaran ban bekas.

Aksi mulai anarkis setelah rombongan personil Polsek Teluk Ambon tiba untuk melakukan pengamanan di depan gedung rektorat. Para pendemo diduga menolak kedatangan polisi di dalam kampus Unpatti.

Salah satu orator berteriak meminta Wakil Rektor 4 Unpatti Ambon untuk menghentikan intimidasi para pedagang dan menurunkan retribusi Kantin Pujasera.

Mereka juga meminta aparat TNI dan Polri untuk tidak melakukan intervensi terhadap kehidupan kampus.

Para pendemo juga meminta adanya transparansi pengelolaan anggaran Kantin Pujasera, serta mendesak wakil rektor 4 untuk menyampaikan permintaan maaf kepada para pedagang Pujasera atas dugaan sikap arogansi dalam pertemuan tanggal 14 Februari 2020 lalu.

“Kami meminta pertanggungjawaban wakil rektor 4 terkait perjanjian kontrak yang dibuat sepihak, dan stop lakukan pungutan liar terhadap para pedagang,” teriak salah satu orator.

Sekira pukul 15.45 WIT, massa aksi mulai tak terkendali setelah dibubarkan paksa oleh security Unpatti. Pelemparan batu terjadi hingga memecahkan sejumlah kaca rektorat. Satu prasasti juga rusak akibat lemparan batu.

Bahkan, adu jotos sempat terjadi antara security dan sejumlah mahasiswa. Para security yang tidak terima juga terlihat melakukan pengejaran kepada pengunjuk rasa.

Peristiwa itu, membuat aparat kepolisian terpaksa mengamankan seorang mahasiswa yang diduga sebagai pemicu kericuhan.

“Mungkin mahasiswa lihat polisi datang, mungkin karena mereka merasa polisi tidak boleh masuk kampus, makanya langsung anarkis lempar-lempar kaca,” kata Kapolsek Teluk Ambon, Ipda Yazie kepada satumalukuID.

Satu orang mahasiswa hingga malam ini masih diamankan. “Sementara kita sudah mengamankan satu orang. Kita lagi koordinasi dengan pihak rektor, mau dilanjut ke proses hukum,” pungkasnya.

Share:
Komentar

Berita Terkini