Bangunan SD Negeri 2 Liang Bantuan dari Wali Kota Risma, Akhirnya Diresmikan

Share:

satumalukuID- Bangunan Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Liang, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Rabu (19/2/2020), bantuan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, akhirnya diresmikan, Rabu (19/2/2020).

Sekolah ini dibantu Risma, setelah tercatat merupakan korban gempa terparah pada 26 September 2019 lalu.

Peresmian bantuan berupa 2 Ruang Kelas Baru (RKB), Rehab 3 RKB dan Pembangunan Rumah Dinas Guru SD Negeri 2 Liang dengan anggaran sebesar Rp.811.318.609 ini, diwakili Penasehat Maluku Satu Rasa (M1R) Surabaya, Erick Tahalele, yang juga anggota DPRD Kota dari fraksi Golkar setempat.

Dalam persemaian itu, rombongan yang datang mewakili Mama Risma, sapaan orang Ambon untuk Wali Kota Surabaya ini, selain Erick Tahalele, ada juga Kepala Dinas P5A Kota Surabaya Chandra Oratmangun, Kabag Kesra Kota Surabaya Imam, PUPR Cipta Karya Surabaya Heri, Sekjen DPP M1R dan Ketua DPP MIR Jawa Timur, David Sinay. Rombongan disambut Wakil Bupati Maluku Tengah Marlatu Leleury, bersama para dewan guru SD Negeri 2 Liang.

Peresmian ditandai dengan penandatanganan berita acara oleh Wakil Bupati dan Penasehat M1R. Sekaligus penyerahan prasasti peresmian yang telah ditadatangani oleh Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, menggunakan tinta emas.

“Ini satu hal yang sangat luar biasa. Kami harus berterima kasih kepada Maluku Satu Rasa. Ini karena ada rasa prihatin yang mendalam, rasa tolong menolong dari Ibu Wali Kota Surabaya, orang Ambon sebut beliau sebagai mama Risma,” kata Wakil Bupati Maluku Tengah, Marlatu Leleury kepada wartawan.

Rasa tolong menolong Wali Kota Risma in, dengan mengajak para pegawai, anak sekolah serta warga masyarakat Kota Surabaya untuk membantu korban gempa Maluku.

“Beliau juga menggalang para pegawai, anak sekolah, menjalankan ‘tagalaya-tagalaya’ itu, sehingga bisa terkumpul dana lebih dari 800 juta untuk bangun 2 RKB, Rehab 3 RKB dan Ruang Guru,” ujarnya.

Menurutnya, apa yang dilakukan oleh Wali kota bersama masyarakat Surabaya patut disyukuri oleh Warga Maluku Tengah, khususnya warga Desa Liang, Kecamatan Salahutu.

“Kita patut bersyukur ada perhatian dari saudara-saudara kita di Surabaya, Mama Risma dan juga warga Surabaya kepada kita yang mengalami kerusakan cukup fatal,” ujarnya.

Sementara itu, Chandra Oratmangun, Kepala Dinas P5A Kota Surabaya yang didampingi Imam, Kabag Kesra, mengaku bantuan yang disalurkan untuk membangun dan merehabilitasi SD Negeri 2 Liang, merupakan sumbangan dari pegawai, anak sekolah dan warga Kota Surabaya.

“Bantuan kami sekitar Rp.811.318.609. Ini dari masyarakat Maluku yang ada di Surabaya, tapi juga dari kami pegawai, anak sekolah dan warga masyarakat Kota Surabaya,” kata Chandra yang merupakan alumni SMA Xaverius. Ambon ini.

Chandra berharap, kondisi yang dialami masyarakat terdampak gempa ini bisa segera pulih sehingga anak-anak dapat bersekolah dengan sempurna.

“Karena biar bagaimana pun anak-anak ini adalah generasi penerus, mereka ini amanah dan anugerah Tuhan kepada kita dan mereka harus bersekolah di lingkungan yang memberikan rasa aman, nyaman tumbuh kembang mereka,” harapnya.

Bantuan dari pemerintah Kota Surabaya, lanjut Chandara, bukan saja pembangunan dan rehab sekolah, tapi juga pendistribusian logistik. Seperti sarung, selimut, tenda dan lain sebagainya.

“Bantuan logistik itu sudah kami kirim bukan saja untuk pemerintah Kabupaten Maluku Tengah, tapi juga Kota Ambon,” katanya.

Menurutnya, bantuan pembangunan dan rehab sekolah khususnya di SD Negeri 2 Liang, menjadi target Mama Risma setelah direkomendasikan oleh BPBD setempat.

“Kami memang lihat yang paling parah dan kami minta rekomendasi dari BPBD Maluku Tengah. Mereka rekomendasikan di Liang dan inilah yang kami bantu sebagai wujud rasa peduli masyarakat Kota Surabaya melalui Mama Risma kepada basudara di Maluku,” tutupnya.

Senada, Erick Tahalele menyampaikan jika bantuan ini mulai bergulir sejak gempa tektonik berkekuatan 6,8 SR melanda. “Di saat yang sama komunitas kita dan pemerintah kota (Surabaya) melakukan komunikasi. Kita tidak berpikir sampai bisa membangun sekolah ini. Setelah dana terkumpul tiga hari sebesar 113 juta, kita koordinasi dengan pemerintah kota akhirnya diputuskan untuk kirim utusan untuk melihat di sini,” jelasnya.

Menurutnya, bantuan sebesar Rp113 juta terkumpul selama tiga hari dari hasil ngamen dan turun aksi ke jalan-jalan. Dia mengaku, hubungan orang Maluku dengan warga Kota Surabaya termasuk pemerintahannya sangat dekat dan baik.

“Saya tidak tahu pasti. Tapi kalau orang Maluku di Kota Surabaya jika ada pertemuan itu sekitar 400-500 KK. Dari 31 Kecamatan ada kurang lebih 7 yang menjadi camp Ambon, cukup besar di Surabaya. Sehingga ada darah-darah tertentu yang memang camatnya sengaja diambil orang ambon,” tandasnya.

Share:
Komentar

Berita Terkini