Gelar Aksi Demo, Puluhan Jurnalis di Ternate Desak Wali Kota Copot Kasatpol PP

Share:


SATUMALUKU.ID
-- Puluhan jurnalis yang tergabung dalam Solidaritas Jurnalis Ternate menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor Wali Kota Ternate, Maluku Utara, Selasa (25/2/2025). 

Mereka mendesak Wali Kota M. Tauhid Soleman untuk mencopot Kasatpol PP Fhandi Mahmud, menyusul insiden kekerasan yang menimpa seorang wartawan saat meliput aksi unjuk rasa.

"Tuntutan kami sangat beralasan, karena Kasatpol PP Fhandi gagal mengawasi anggotanya, yang justru melakukan tindakan kekerasan terhadap wartawan saat meliput aksi demonstrasi di depan Kantor Wali Kota," tegas Magfirah, salah satu perwakilan jurnalis yang ikut dalam aksi tersebut.

Magfirah menambahkan kekerasan yang dilakukan oknum Satpol PP terhadap jurnalis bukan kali pertama terjadi. Setiap ada aksi mahasiswa, selalu ada kekerasan dari aparat yang bertugas.

"Ini bentuk kelalaian Kasatpol PP yang harus dievaluasi. Kami menuntut Wali Kota segera mengambil tindakan tegas," ujarnya.

Sementara itu, Fariz Bobero, jurnalis lainnya, meminta Pemkot Ternate lebih serius dalam melindungi pekerja pers.

"Kekerasan terhadap jurnalis di Maluku Utara semakin meningkat. Jangan sampai kejadian serupa terus berulang tanpa ada sanksi tegas bagi pelakunya," katanya.

Aksi solidaritas ini dipicu oleh insiden yang dialami M. Julfikram Suhadi, wartawan Tribun Ternate, yang menjadi korban pemukulan saat meliput demonstrasi ‘Indonesia Gelap’ oleh Aliansi Mahasiswa Maluku Utara (AMMU) di depan Kantor Wali Kota Ternate pada Senin (24/2/2025).

Julfikram mengaku saat insiden terjadi, dirinya mengenakan kartu identitas pers dan sedang mendokumentasikan aksi. Namun, tiba-tiba ia mendapat pukulan dari petugas yang berjaga.

"Saya sedang mengambil gambar saat situasi mulai memanas. Ketika massa dan aparat saling dorong, tiba-tiba tangan saya dipukul," ungkapnya.

Tak hanya itu, Julfikram juga mengalami tindak kekerasan lebih lanjut setelah menyatakan dirinya seorang wartawan.

"Saya dipukul hingga ditendang di bagian rusuk dan wajah dalam kerumunan pihak keamanan," tambahnya.

Kasus ini mendapat kecaman dari berbagai pihak, termasuk organisasi jurnalis yang mendesak pemerintah daerah untuk segera mengambil tindakan terhadap pelaku kekerasan serta memastikan keamanan jurnalis saat bertugas. (Tyo)

Share:
Komentar

Berita Terkini