Gelombang Tinggi di Perairan Maluku, Pelni Ambon Tunda Keberangkatan Dua Kapal

Share:

Kapal Pelni KM Pangrango

satumalukuID - Pelni Ambon menunda keberangkatan dua kapal yakni KM Kapal Pangrango dan Sabuk 106 karena pertimbangan antisipasi gelombang tinggi di perairan Maluku.

Agenda keberangkatan KM Pangrango seharusnya pada Senin kemarin. Sedangkan KM Sabuk 106 Selasa hari ini, tapi ditunda sampai Rabu besok (17/1/2023).

“Keputusan itu diambil setelah berkoordinasi dengan nakhoda kapal yang bersangkutan dan menindaklanjuti peringatan gelombang tinggi yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maluku,” kata Kepala Operasi (Kaops) PT Pelni Cabang Ambon, Muhammad Assegaf di Ambon, Selasa.

Menurut Assegaf,  pihaknya juga telah melaporkan ke Pelni pusat terkait penundaan tersebut untuk mendata penumpang yang telah terlanjur membeli tiket sebelumnya.

BMKG Maluku  telah mengeluarkan peringatan gelombang tinggi yang berpotensi terjadi pada 16 titik perairan di wilayah Maluku.

Ke-16 titik perairan itu yakni perairan Seram Barat, Seram Timur, Laut Ambon, perairan Buru, laut selatan Pulau Seram, Laut Banda Utara bagian barat, Laut Banda Utara timur, Banda selatan barat, Banda selatan timur.

[cut]

Kemudian Kepulauan Sermata-Leti, Kepulauan Babar, Kepulauan Tanimbar, Laut Arafuru Bagian Barat, Laut Arafuru Bagian tengah, Kepulauan Kai dan Kepulauan Aru.

Menurut BMKG gelombang yang terjadi berisiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran mulai dari perahu nelayan dan kapal tongkang yang berisiko jika kecepatan angin lebih dari 15 knot dengan gelombang lebih dari 1,25 meter.

Selanjutnya kapal Ferry yang berisiko jika kecepatan angin lebih dari 21 knot dengan gelombang lebih dari 2,5 meter dan kapal kargo atau pesiar jika kecepatan angin lebih dari 27 knot dengan gelombang lebih dari empat meter.

Diprediksi, kondisi cuaca buruk disertai gelombang tinggi tersebut akan berlangsung hingga 17 Januari 2024. (aldi)

Share:
Komentar

Berita Terkini