Pasar Langgur Maluku Tenggara Dinilai Layak Jadi Pasar Pangan Aman Nasional

Share:

Tim verifikasi Pasar Pangan Aman Berbasis Komunitas (PPABK) meninjau Pasar Langgur.

satumalukuID - Pasar Langgur di Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku dinilai layak menjadi salah satu Pasar Pangan Aman Berbasis Komunitas (PPABK) di Indonesia.

Indikator-indikator yang telah dinilai, Pasar Langgur layak dijadikan nominasi pasar pangan aman nasional," kata Tim Verifikasi PPABK Nasional, Alexander Luankali di Maluku Tenggara, Selasa (4/4/2023).

Ia menyampaikan hal itu saat melakukan peninjauan dan verifikasi di Pasar Langgur bersama tim verifikator lainnya yang berasal dari BPOM RI dan BPOM Ambon.

Menurut Pejabat Fungsional Pembina Mutu Ahli Madya Direktorat Pemasaran Kementerian Kelautan dan Perikanan itu, ada tujuh indikator yang dinilai dalam PPABK yakni penataan pasar, sarana prasarana, dukungan atau komitmen pemerintah daerah, inovasi ketahanan pangan, kesadaran perilaku pedagang dan pembeli untuk keamanan pangan serta penerapan prokes selama pandemi COVID-19.

Selain itu, diakui Luankali, adanya kesadaran pengelola pasar yang ingin menjamin keamanan pangan kepada konsumen di pasar ini dan adanya komitmen pemerintah daerah dalam hal ini bupati bersama jajaran OPD Maluku Tenggara yang luar biasa dalam merevitalisasi ekosistem pasar Langgur.

"Saya dan tim juri merasa puas melihat keadaan ini, bersih itu bukti suatu keberhasilan," kata Luankali.

Oleh karena itu, pasar Langgur menjadi satu-satunya nominator dari regional timur Indonesia untuk mengikuti kompetisi skala nasional.

"Pasar Langgur tidak mewakili Maluku tapi mewakili wilayah Indonesia bagian timur, ini tentu luar biasa," ujar Luankali.

Sementara itu, Bupati Malra, M Thaher Hanubun ketika rapat bersama Tim Verifikator PPABK berbasis komunitas tingkat Nasional 2023 di Kantor Bupati  mengemukakan, keberadaan pasar Langgur memainkan peranan penting dalam aktivitas ekonomi di Maluku Tenggara.

Pasar Langgur adalah pasar induk yang melayani aktivitas perdagangan di Malra termasuk penduduk dari Kota Tual, dimana hasil bumi dari usaha masyarakat di Maluku Tenggara diperdagangkan di Pasar Langgur.

"Oleh sebab itu, pasar Langgur ini menjadi pusat pemenuhan pangan masyarakat menjual komoditas hasil perikanan, sayur-sayuran, buah dan lain dari hasil usaha masyarakat," ungkap Thaher.

Ia menjelaskan kondisi pasar Langgur menuntut adanya pengawasan yang ketat terhadap keamanan bahan pangan yang diperdagangkan dan pemerintah kabupaten fokus terhadap perwujudan pangan aman dan higienis di pasar Langgur.

Salah satunya melalui pengawasan keamanan pangan oleh dinas teknis secara rutin, dan OPD-OPD terkait melakukan pengawasan untuk memastikan pangan yang diperjualbelikan aman dari segala jenis bahan berbahaya.

Kemudian, sudah ada regulasi yang dibuat, untuk membangun ekosistem pasar Langgur yang benar-benar aman dan nyaman, baik untuk pembeli maupun untuk penjual.

Pasar Langgur juga terus ditata untuk mewujudkan fungsi pasar yang ideal, dukungan dalam upaya meningkatkan kinerja dan fungsi pelayanan di pasar Langgur juga meliputi aspek keamanan lingkungan oleh Satpol PP, legalitas usaha dan perizinan melalui Dinas Penanaman Modal dan PTSP, penataan Infrastruktur bangunan dan lingkungan melalui Dinas Perindag serta Dinas PUTR.

Selain itu, untuk mendukung kelancaran dan kenyamanan transaksi, di pasar Langgur sudah diaplikasikan pembayaran nontunai melalui aplikasi pembayaran QRIS.

"Pasar Langgur juga memiliki andil secara langsung untuk mendongkrak pendapatan daerah, retribusi ditarik untuk meningkatkan pendaptpan, fungsi sebagai terminal didorong dengan penggunaan Smart Register yang membantu petugas pungut ," kata dia. (Winda Herman/ant)
Share:
Komentar

Berita Terkini