Inflasi Kota Ternate Didominasi Biaya Transportasi

Share:

Harga transportasi antar-pulau mahal, pengaruhi harga pangan masuk ke Kota Ternate, Rabu (1/3/2023).

satumalukuID - Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku Utara (Malut) mencatat, Kota Ternate pada Februari 2023 mengalami inflasi sebesar 6,80 persen dan beberapa komoditas yang dominan memberikan andil sumbangan inflasi diantaranya angkutan transportasi.

"Inflasi Kota Ternate dipicu oleh tingginya biaya transportasi angkutan antarpulau, angkutan udara dan mahalnya biaya bensin," kata Kepala BPS Malut, Aidil Adha di Ternate, Rabu (1/3/2023).

Dia menyatakan, angkutan berbagai komoditas yang dijual di Kota Ternate ikut mendominasi terjadinya inflasi, karena tingginya biaya transportasi, sehingga berbagai kebutuhan pangan menjadi naik.

Dia menyebut, ada beberapa kebutuhan yang alami kenaikan seperti jenis ikan segar, dan bawang merah, sedangkan komoditas yang memberikan andil/sumbangan inflasi month to month (mtm), antara lain beberapa jenis ikan segar, angkutan udara, cakalang diawetkan, dan beras.

Begitu pula, kelompok ini pada Februari 2023 mengalami inflasi year on year/yoy sebesar 22,18 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 98,44 pada Februari 2022 menjadi 120,27 pada Februari 2023.
Subkelompok yang mengalami inflasi yoy tertinggi, yaitu subkelompok jasa angkutan penumpang sebesar 35,60 persen dan terendah, yaitu subkelompok pembelian kendaraan sebesar 0,27 persen.

Menurut Aidil, kelompok ini pada Februari 2023 memberikan andil/sumbangan inflasi yoy sebesar 2,27 persen dan komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi yoy, yaitu angkutan udara. Kelompok ini pada Februari 2023 memberikan andil/sumbangan inflasi mtm sebesar 0,19 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi mtm, yaitu angkutan udara.

Dia mengungkapkan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks 8 kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 10,80 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,07 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,90 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 3,47 persen, kelompok transportasi sebesar 22,18 persen.

Selain itu, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,18 persen, kelompok penyedia makanan dan minuman/restoran sebesar 0,10 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,51 persen. Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu: kelompok kesehatan sebesar 0,20 persen. (Abdul Fatah/ant)
Share:
Komentar

Berita Terkini