Anna Latuconsina, Diantara Aktifitas Senator dan Dunia Pariwisata

Share:

Anna Latuconsina

satumalukuID - Sosoknya low profile. Tenang, rendah hati. Tidak suka tebar janji. Namun lebih suka berkarya nyata daripada hanya omong doang. Tanpa hingar bingar ekspos, ia bekerja secara "silent" untuk tanah asalnya, Maluku tercinta.

Itulah figur Anna Latuconsina SH S.I.Kom. Perempuan kelahiran Ambon 15 Februari 1956 ini adalah Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dari daerah pemilihan (Dapil) Provinsi Maluku.

Baginya dunia politik dan organisasi bukanlah hal baru. Jauh sebelum dirinya mencalonkan diri sebagai calon anggota DPRD atau DPD RI, ia sudah berada dalam keluarga yang bergelut dengan persoalan politik, birokrasi, organisasi, kemasyarakatan, pendidikan dan pariwisata di Maluku.

Pasalnya, Anna Latuconsina terlahir dari keluarga yang aktif melayani kepentingan masyarakat. Ayahnya Drs.H. Rustam Hafiedz adalah seorang birokrat yang pernah bertugas di Maluku sejak tahun 1950 hingga 1977. Kemudian pindah ke Kalimantan sebagai Sekwilda Provinsi Kalimantan Timur. Ibunya Hj. Sien Ely juga aktivis pada eranya. 

Selain itu, suaminya Ruswan Latuconsina SH adalah politisi senior Partai Golkar. Yang semasa aktifnya merupakan Ketua DPD Golkar Maluku dan Ketua DPRD Provinsi Maluku selama tiga periode 1982 - 1997, sebelum era reformasi.

"Dunia politik dan organisasi itu sudah jadi rutinitas bagi kami. Saat Pak Wan (suaminya) masih aktif di Ketua DPD Golkar dan DPRD Maluku, beta belum mau terlibat langsung. Hanya dampingi beliau," ujar Ibu Anna, begitu sehari-hari ia disapa, kepada media ini akhir pekan kemarin.

Seiring dinamika peralihan masa orde baru ke era reformasi dan usia yang makin menua, Pak Wan beristirahat dari dunia politik praktis. 

"Setelah beliau istirahat. Barulah beta mulai berkiprah di dunia politik nasional. Awalnya caleg di DPR RI tapi gagal. Lalu dengan lahirlah lembaga negara DPD RI, maka beta ambil jalur ke sana dan bersyukur terpilih," ungkap Ibu Anna, yang sebelumnya pernah jadi anggota DPRD Provinsi Maluku tahun 1997-1999. 

Kiprah Anna Latuconsina di DPD RI tercatat sudah tiga periode mendapat kepercayaan rakyat atau kontituen dari dapil Maluku. Yaitu periode 2009 - 2014, berlanjut 2014 - 2019 dan 2019 - 2024 (sekarang). Setiap periode rata-rata ia memperoleh 100 ribuan suara.

Meski sudah tiga periode sebagai salah satu senator Maluku di DPD RI. Namun ibu Anna mengakui perjuangan untuk kepentingan Maluku belum terwujud. Itu semua lantaran kewenangan dan fungsi lembaga tersebut, berbeda dan tidak sekuat DPR RI.

"Sehingga beta dan kawan-kawan bukan saja perjuangkan aspirasi daerah masing-masing. Namun juga berjuang untuk memperkuat kedudukan dan fungsi lembaga DPD RI. Itu terus kami suarakan, sehingga perwakilan daerah juga bisa punya kewenangan yang signifikan dengan lembaga negara lain," ungkap senator yang adiknya anggota grup band legendaris Slank, Rido Hafieds.

Terkait dengan perjuangan terus untuk kepentingan Maluku, ia menyatakan dirinya kembali telah mendaftar guna ikut Pemilu 2024 sebagai calon Anggota DPD RI periode 2024 - 2029 nantinya.

Dari 16 bakal calon Anggota DPD RI dapil Maluku, Anna Latuconsina sebagai petahana bersama lima orang lainnya tercatat sudah memenuhi syarat (SMS) administrasi. Tiga petahana lainnya yaitu Nono Sampono, Novita Anakotta dan Mirati Dewaningsih.

"Iya. Beta sudah dafrar lagi untuk Pemilu 2024. Syukur verifikasi administrasinya sudah selesai dan dinyatakan SMS. Tinggal verifikasi faktual nya saja," katanya.

Apa resepnya sehingga terus mendapat kepercayaan rakyat? 

"Ya, bekerja dengan hati, bekerja sungguh-sungguh demi kepentingan rakyat, daerah dan bangsa. Dan tentunya bekerja nyata, bukan asal omong saja. Yang penting juga kita sehat dan tetap aktif berpikir untuk kemaslahatan banyak orang serta menikmati semua yang dijalani dan tetap semangat," beber ibu dari lima anak dan belasan cucu ini.

AKTIFITAS PARIWISATA

Kiprah Anna Latuconsina dikenal bukan hanya sebagai politisi atau senator. Ia sebelumnya sudah berkecimpung dalam bidang pemberdayaan perempuan, pendidikan dan pariwisata di Maluku.

Khusus pariwisata, ia tidak asal tebar pesona atau janji-janji saja. Namun berbuat nyata dan membuat lokasi atau destinasi yang memanfaatkan potensi keindahan pesisir laut atau pantai dan pulau di Ambon - Maluku.

"Sejak akhir tahun 1990 an, beta dan tim sudah survei beberapa lokasi dan pulau eksotik di Maluku Utara (masih salah satu kabupaten di Provinsi Maluku). Namun tahun 1999 mereka mekar jadi provinsi sendiri. Jadi rencana mendirikan destinasi wisata pantai dialihkan ke Maluku," ungkap Ibu Anna.

Ia akhirnya memilih dua lokasi di Pulau Ambon dan Pulau Seram untuk berinvestasi sekaligus memajukan pariwisata di Maluku. Yakni bangun Baguala Beach Resort di kawasan Waitatiri Negeri Suli dan Ora Beach Resort di Saleman, Seram Utara, Maluku Tengah.

Belakangan Ibu Anna juga membuka destinasi wisata baru. Lokasinya masih di Pulau Ambon. Yaitu Ume Ata Resort di Negeri Tial, kecamatan Salahutu, Maluku Tengah.

Dari ketiga lokasi itu, Ora Beach Resort di Seram Utara yang fenomenal. Terkenal bukan saja di dalam negeri, namun populer hingga ke luar negeri atau internasional. Bahkan Ora Beach sempat dikategorikan sebagai salah satu resort pantai terindah di dunia.

"Beta bangun Ora Beach dengan biaya sendiri. Investasinya sesuai dengan kemampuan saja. Beta tidak berani gunakan investasi besar, misalnya pinjam dana dari bank. Namun hasilnya Ora Beach diakui secara nasional dan internasional," jelasnya.

Namun sayangnya, ia masih prihatin dengan kondisi sarana transportasi menuju ke sana. Mestinya semua pihak memandang Ora Beach sebagai aset wisata prioritas bagi daerah maupun masyarakat sekitarnya, sehingga keterlibatan pemerintah daerah bangun akses transportasi terkoneksi dan jalan-jalan yang rusak segera dibenahi.

"Dunia pariwisata itu menjanjikan. Bisa untuk pelestarian alam, jaga tradisi budaya dan nilai ekonomis untuk pemberdayaan masyarakat sekitarnya. Beta pikir kita perlu diskusi bersama semua stakeholder, guna memajukan pariwisata Maluku. Tidak bisa berjalan sendiri-sendiri," jelas Ibu Anna.

Selain di bidang pariwisata, Anna Latuconsina juga dikenal luas sebagai tokoh pemberdayaan perempuan, pemerhati masalah pendidikan dasar, pencinta seni budaya dan sosial kemasyarakatan. (novi p)

Share:
Komentar

Berita Terkini