Disarpus Dorong Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial

Share:

Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Maluku Utara, Mulyadi Tutupoho.

satumalukuID - Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Disarpus) Provinsi Maluku Utara (Malut) mendorong terwujudnya Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) dalam pendekatan pelayanan perpustakaan berkomitmen meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat pengguna perpustakaan.

"TPBIS adalah perubahan inovasi dari Perpustakaan Nasional untuk penguatan literasi masyarakat dan pemerataan informasi demi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kami mendorong dan siap menyukseskan program di daerah ini," kata Kepala Disarpus Malut, Mulyadi Tutupoho di Ternate, Minggu (4/12/2022).

Menurut Mulyadi, perpustakaan tak hanya berperan sebagai tempat membaca, menyimpan dan meminjam buku, melainkan sebagai wahana pembelajaran untuk mewujudkan pemberdayaan masyarakat yang lebih baik.

Dia kemudian mencontohkan seseorang yang datang ke perpustakaan mencari buku masak-memasak. Dari buku yang diperoleh dan bisa mendapatkan informasi dan pengetahuan bagaimana menyajikan masakan sehat dan enak.

"Perpustakaan bekerja sama dengan instansi terkait bisa memfasilitasi pelatihan memasak atau lainnya sesuai kebutuhan penggunanya. Dari membaca, kemudian diberi pelatihan dan selanjutnya mempraktekkan diharapkan ia memperoleh keterampilan," kata Mulyadi.

Dengan begitu, katanya, pengguna perpustakaan bisa meningkatkan kesejahteraan keluarganya. Itu yang bisa diharapkan.

Oleh karena itu, dia berharap sinergitas dan kolaborasi berbagai kalangan untuk mendukung dan mensukseskan program TPBIS tersebut, karena dalam semua aspek pembangunan, peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan utama.

Selain itu, pihaknya juga perkuat transformasi perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (BIS) di desa melalui revolusi Industri 4.0 menuntut Sumber Daya Manusia yang berkualitas, produktif, dan menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi.

"Sebab, saat ini 60 persen pekerjaan di dunia menggunakan otomasi dan 30 persen pekerjaan akan digantikan oleh mesin-mesin canggih, bahkan 26 juta pekerjaan baru akan tercipta dengan bangkitnya online commerce pada 2022," kata Mulyadi.

Menurut Mulyadi, transformasi BIS telah diterapkan di era digitalisasi dan seiring dengan berjalan waktu, pengelolaan perpustakaan terus melakukan inovasi. salah satunya Transformasi Berbasis Inklusi Sosial telah diterapkan yang dikembangkan sejak tahun 2019 lalu.

Selain itu, kata Mulyadi, transformasi perpustakaan akan menghasilkan peningkatan kualitas layanan informasi melalui komputer, buku dan internet sementara berbasis inklusi sosial artinya menjangkau dan melibatkan seluruh komponen masyarakat juga melibatkan kaum disabilitas, lansia, perempuan dan yang lainnya yang belum pernah dijangkau sebelumnya dan menghargai keberagaman. (Abdul Fatah/ant)
Share:
Komentar

Berita Terkini