Bedah Buku Azas-Azas Manajemen di FISIP Unpatti, Sekkot : Jadi Referensi Bagi Birokrat

Share:

Sekkot Ambon bersama Dekan FISIP Unpatti, penulis buku dan dua nara sumber lainnya.

satumalukuID - Sekretaris Kota (Sekkot) Ambon, Agus Ririmasse, menjadi salah satu nara sumber acara bedah buku di Kampus FISIP Universitas Pattimura (Unpatti), Jumat (23/9/2022).

Kehadiran Sekkot karena didaulat sebagai salah satu pembedah, dalam Acara Bedah Buku "Azas- Azas Manajemen : Konsep, Teori, Fungsi dan Teknis” yang ditulis Dr. Zainal A. Rengifurwarin.

Selain Sekkot, turut menjadi Pembedah, Dosen FISIP Unpatti Dr. Paulus Koritelu dan Dosen Politeknik Ambon Dr. Arthur Sitaniapessy, dengan moderator oleh Dr. D.Lopulalan. Hadir pula, Dekan Fakultas FISIP Dr. Wahab Tuanaya, sebagai keynote speaker.

Ririmasse memberikan apresiasi dan penghargaan kepada civitas akademika FISIP Unpatti serta panitia yang telah mengundangnya sebagai salah satu pembedah buku.

Sebagai salah satu pembedah ia harus memberikan kritik, penilaian dan komentar terhadap buku yang dibedah. “Dalam proses membedah buku harus ada komentar dan kritisi dari semua aspek di dalam buku tersebut,” katanya.

Dijelaskan, buku Azas- azas manajemen menjadi referensi dalam menjawab kebutuhan kampus dan juga kebutuhan publik termasuk di dalamnya para birokrat.

Terkait substansi yang berkaitan dengan aspek Reformasi Birokrasi dalam buku tersebut, Rirmasse menyatakan hal tersebut dilakukan dengan fokus dan menyentuh tata kelola pemerintahan sebagai kunci utama.

Untuk itu, lanjutnya ada tiga hal penting yang harus dilakukan dalam Reformasi Birokrasi dimana, Pertama Reformasi Birokrasi harus menekankan pada hal-hal yang sifatnya implementatif, dibandingkan formalitas. 

Kedua, program dan kegiatam Reformasi Birokrasi didesain untuk diimplementasikan sampai unit kerja dari kementerian lembaga dan pemerintah daerah, agar terjadi keterpaduan pusat dan unit terkecil di daerah.

Ketiga, analisis Reformasi Birokrasi harus dilakukan secara holistik, komperhensif, dan antisipatif dengan begitu hasil analis dapatkan potret kemajuan, tantangan, serta permasalahan Reformasi Birokrasi yang benar-benar terjadi secara utuh.

“Pertanyaan kritis dari ketiga hal penting pelaksanaan Reformasi Birokrasi, dalam sistem pemerintahan kita, apakah ada asas manfaat dari penerbitan buku ini kaitannya dengan Reformasi Birokrasi dalam sistem pemerintahan? Jawabannya menurut saya ternyata sangat bermanfaat,” terang Sekkot.

Menurutnya, karena Reformasi Birokrasi dilakuakan secara holistik,  komporehensif, antisipatif, sehingga hanya melibatkan birokrat yang memahami aturan atau regulasi, tetapi juga oleh para akedemisi dengan kajian teoritis, termasuk lewat penulisan buku, serta partisipasi aktif masyarakat dalam pelayanan publik.

Ia menandaskan, Reformasi Birokrasi selain menjadi kebutuhan mendesak di tengah tuntutan masyarakat terhadap peningkatan kualitas pelayuanan publik, birokrasi juga  harus harus menjadi lincah, sederhana, adaptif, dan inovatif serta mampu bekerja secara efektif dan efesien sebagaimana tersusun dalam rodmap Reformasi Birokrasi Tanhun 2020-2024.

“Diharapkan para  birokrat tidak hanya memiliki pengetahuan birokrasi tetapi intensitas pengetahuan yang cukup dalam tugas dan fungsi. Disinilah saya merasakan manfaat dari buku yang ditulis,” tutupnya. (rommer)

Share:
Komentar

Berita Terkini