H-2 Jelang Lebaran, Harga Rempah dan Hasil Perkebunan Maluku di Kota Ambon Stabil

Share:

satumalukuID – Harga berbagai hasil perkebunan dan rempah Provinsi Maluku seperti cengkih, biji pala, fuli, coklat dan kopra, di Kota Ambon relatif stabil hingga H-2 Idul Fitri 1443 Hijriah.

Pantauan Antara di sejumlah gudang pengumpul hasil perkebunan di Jalan Setia Budi, Kota Ambon, Sabtu (30/4/2022), harga cengkih yang ditawarkan oleh pedagang pengumpul mencapai Rp108.000 per kilogram (Kg). Kemudian biji pala bundar dipatok Rp90.000 per Kg, sedangkan fuli atau pembungkus biji pala dipatok Rp245.000 per Kg.

Selain itu, harga coklat mencapai Rp28.000 per Kg, dan kopra dipatok Rp10.000 per Kg.

Evi, pengumpul hasil perkebunan di Jalan Setia Budi Ambon, mengatakan harga berbagai jenis hasil perkebunan Maluku tetap bertahan stabil selama dua minggu terakhir.

“Kami selalu memantau perkembangan harga di Surabaya, Jawa Timur. Hal ini disebabkan hasil pembelian yang dilakukan di Kota Ambon dijual lagi ke Surabaya, jadi kami tetap memantau harga di Surabaya sebagai patokan untuk bertransaksi di Ambon,” katanya.

Dia mengatakan, walaupun harga masih terus bertahan dan tidak ada kenaikan, namun banyak petani yang datang untuk menjual hasil panen tahun lalu yang mereka simpan, untuk memenuhi kebutuhan merayakan Lebaran.

“Memang tidak setiap hari petani datang untuk menjual, tetapi dalam rentang waktu seminggu hasil pembelian bisa mencapai 100 hingga 150 Kg, bahkan lebih, karena mereka memang memerlukan uang untuk biaya hidup teristimewa untuk merayakan hari lebaran disamping keperluan anak-anak punya kepentingan sekolah,” ujarnya.

Juni, seorang istri petani tanaman perkebunan asal Pulau Seram yang ditemui usai menjual 25 Kg cengkih dan lima Kg biji pala, mengaku sangat gemberi sebab harga cengkih hingga kini masih bertahan dengan harga Rp108.000 per Kg, kemudian juga biji pala.

“Besarnya harga cengkih dan biji pala sekarang ini sangat menguntungkan, apalagi kita yang akan merayakan hari raya, maka ini kesempatan untuk menjual hasil panen yang tersimpan selama ini,” ujarnya.

Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Maluku Poli Jamlean yang dihubungi terkait patokan harga beberapa komoditi hasil perkebunan Maluku mengatakan, terkait harga-harga hasil perkebunan yang di patok oleh pembeli di Kota Ambon selama ini sudah menjadi mekanisme pasar, para pembeli yang ada di Kota Ambon ini selalu mengikuti perkembangan harga di pasar utama Surabaya.

“Itu sudah menjadi mekanisme pasar, sebab hasil pembelian di disini mereka jual lagi ke Surabaya, kita tidak bisa mengaturnya,” katanya.

Share:
Komentar

Berita Terkini