Wali Kota Ambon Penyintas Covid-19 Minta Warga Utamakan Prokes

Share:

satumalukuID- Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy, mulai terlihat berkantor setelah dinyatakan sembuh dari penularan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

Perdana melaksanakan aktivitasnya seperti biasa di Balai Kota Ambon, Senin (23/8/2021), Richard terlihat dalam kondisi sehat.

“Saya bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena kurang lebih tiga minggu saya beristirahat, baik di rumah sakit maupun di rumah. Nah hari ini saya bisa kembali melayani masyarakat seperti biasa,” kata Richard saat ditemui wartawan.

Richard terpapar Covid-19 pada 27 Juli 2021 lalu. Ia tidak sendiri, tapi bersama istrinya Debby Louhenapessy dan seorang anaknya.

Sebagai seorang penyintas Covid-19, Richard mengaku hal ini merupakan pengalaman berharga. Ia bahkan akan lebih hati-hati dalam menjalankan rutinitasnya.

“Tentunya dengan itu pengalaman yang berharga bagi saya untuk lebih hati-hati, sekaligus untuk menjustifikasi kepada publik bahwa berita-berita hoax tentang covid ini sama sekali dia terbantahkan,” terangnya.

Orang nomor satu di lingkungan Pemerintahan Kota Ambon ini mengakui keberadaan covid-19. Ia menghimbau masyarakat agar lebih berhati-hati dan disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan (Prokes).

“Jadi memang betul, saya rasakan, saya alami sendiri, dan saya mau menghimbau kepada masyarakat untuk lebih hati-hati dan betul-betul mengutamakan protokol kesehatan,” pintanya.

Mantan Ketua DPRD Maluku ini berharap agar pengalamannya menjalani karantina terpusat di Rumah Sakit Dr. J. Leimena Ambon selama dua pekan, dan sepekan melakukan isolasi mandiri di rumah tidak lagi dialami masyarakat.

“Sebetulnya seminggu yang lalu CT saya sudah tinggi sekali, sudah hampir 40. Secara medis sudah memungkinkan untuk beraktivitas, tapi hasilnya masih positif (covid-19),” kata dia.

Meski dokter sudah membolehkan untuk beraktivitas dengan memperhatikan protokol kesehatan, namun Richard belum mau melakukannya karena takut menjadi pembicaraan yang tidak mengedukasi masyarakat.

“Cuma saya tidak mau, karena bisa saja itu digoreng, dibuli dan tidak mengedukasi buat masyarakat, sampai betul-betul dari lab BTKL jelaskan sehingga hari Senin saya mulai beraktivitas melayani masyarakat,” tandasnya.

Share:
Komentar

Berita Terkini