Danlantamal Ambon Minta Maaf, Prajuritnya Aniaya Warga Desa Latta

Share:

satumalukuID- Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Danlantamal) IX/Ambon, Laksamana Pertama TNI Eko Jokowiyono, menyampaikan permohonan maaf kepada warga Desa Latta, Kecamatan Baguala, Kota Ambon.

Permohonan maaf disampaikan menyusul terjadinya kasus penganiayaan oleh prajurit Lantamal Ambon hingga mengakibatkan sejumlah warga terluka dan beberapa ornamen Natal menjadi rusak.

Kasus penganiayaan yang terjadi pada Minggu (13/12/2020) dini hari lalu, sedikitnya menyebabkan empat orang warga terluka. Selain warga, dua prajurit Lantamal Ambon, juga ikut terluka setelah diamuk massa setempat. Mereka adalah LKD Ronaldo Rolensius Lumintang yang menderita patah tulang hidung dan LKD Hersiansyah, mengalami luka robek di pelipis kiri.

“Saya ingin menyampaikan permohonan maaf, khususnya kepada warga di Latta, Baguala. Saya menyampaikan permohonan maaf dari seluruh prajurit dan saya pribadi atas kejadian itu,” kata Danlantamal Ambon, Eko Jokowiyono dalam konfrensi pers di Markas Komando Lantamal IX Ambon, Kawasan Desa Halong, Kota Ambon, Selasa (15/12/2020).

Eko mengaku kejadian tersebut tidak diskenariokan. Peristiwa itu terjadi secara spontanitas. Berawal saat dua prajuritnya hendak kembali ke Mako Lantamal Ambon sekira pukul 01.30 WIT.

Di tengah perjalanan, dua prajurit TNI Angkatan Laut (AL) ini sempat berhenti membeli rokok. Saat melanjutkan perjalanan menggunakan sepeda motor, mereka mendengar teriakan, “Woe,” kata Eko meniru kesaksian salah satu anak buahnya yang ikut menjadi korban.

“Jadi dua orang prajurit kami dari bepergian mau balik ke Mako Lantamal sekitar jam 01.30 WIT. Kemudian mungkin karena capek, ngantuk, kemudian diteriakin “Woe”. Kan tentunya ada apa kok diteriakin woe. Kemudian balik kanan, nyamperi (warga di situ),” jelasnya.

Saat mendekati warga di emperan jalan, tiba-tiba dua anak buahnya tersebut dikeroyok oleh kurang lebih 15 orang tak dikenal.

“Mungkin di situ sampai dengan sekarang kita belum tahu ada kejadian apa. Tapi tiba-tiba anak buah saya atas nama KLD Ronaldo Rolensius Lumintang dan KLD Hesriansyah mengalami pengeroyokan,” katanya.

Dikeroyok dengan jumlah massa yang yang tak seimbang, KLD Hesriansyah berhasil meloloskan diri. Dibantu seorang warga yang mengendarai sepeda motor, dia tiba di Mako Lantamal dan memberitahukan peristiwa yang dialaminya.

“Masuk Mako Lantamal IX, dia kontak teman-temannya minta bantuan ke penjagaan. Tapi teman-temannya ya tadi secara spontanitas juga langsung memberikan pertolongan. Kenapa teman-temannya memberikan pertolongan, karena melihat si Hesriansyah ini mukanya sudah berdarah di pelipis kiri,” sebutnya.

Melihat temannya bersimbah darah, mereka kembali berfikir tentang nasib KLD Ronaldo yang masih tertinggal di tempat kejadian perkara (TKP).

“Mikir temannya yang masih ketinggalan di sana, kemudian berangkatlah teman-temannya kurang lebih 5 orang. Sampai di sana, tujuannya apa, ya menyelamatkan KLD Ronaldo Rolensius Lumintang tadi,” jelasnya.

Di TKP, mereka mendapati KLD Ronaldo baru siuman dari pinsan. Kemudian KLD Hesriansyah melihat salah satu pelaku pengeroyokan terhadapnya. Dia hendak menanyakan pelaku terkait aksi pengeroyokan, namun dirinya kabur.

“Maksudnya mau nanyain, (pelaku) lari. Begitu lari ngejar tapi sudah tidak mungkin lagi karena di situ warga sudah mukul tiang listrik, masa banyak,” ujarnya.

Dengan banyaknya massa, maka terjadilah keributan. Saat terjadi persoalan, secara spontanitas 5 prajurit TNI AL yang datang hendak menolong temannya kemudian mengambil ornamen Natal untuk menyelamatkan diri.

“Akhirnya apa yang dilakukan secara spontanitas juga menyelamatkan diri ya dengan apa aja yang ada di situ. Karena prajurit kami saat berangkat ke sana juga tidak membawa apa-apa. Tujuannya untuk menyelamatkan KLD Ronaldo tadi. Akhirnya di situ ada ornamen untuk pohon Natal itu dipakai untuk menyelamatkan diri,” terangnya.

“Sekali lagi saya memohon maaf khususnya kepada warga di Latta. Sekali lagi ini bukan suatu kesengajaan, ini suatu spontanitas yang dilakukan prajurit kami karena merasa terdesak,” tambahnya.

Perwira tinggi satu bintang di pundaknya itu mengaku permasalahan ini sedang dalam penanganan POM Angkatan Laut (Pomal). Semua yang terlibat akan diproses.

“Prosesnya seperti apa nanti dilihat dari tingkat kesalahannya. Sampai dengan saat ini saya belum bisa menentukan si ini sekian periode tidak naik pangkat, si ini harus dipecat, saya belum bisa. Karena apa, sedang ditangani oleh Pomal,” tegasnya.

Selain itu, Pomal juga sudah menerima laporan pengaduan dari warga Latta yang menjadi korban penganiayaan. Yaitu dari Dewi Yuna Sumantri dan Adrian.

“Pomal sudah menerima laporan dari warga yang merasa dirugikan. Pomal juga sedang melaksanakan penyelidikan terhadap personel-personel kami yang terlibat, baik itu yang korban maupun yang keluar untuk memberikan pertolongan,” ungkapnya.

Tak hanya itu, Eko mengaku sejak kejadian itu, pihaknya langsung melakukan konsinyering, khususnya terhadap prajurit yang masih bujang. Konsinyering dilakukan agar mereka tidak boleh keluar dari Mako Lantamal IX Ambon.

“Kita juga memberikan pengertian tidak ada balas dendam. Sudah kita sampaikan mulai hari Minggu. Kadang kita itu rasa kekeluargaan tinggi, makanya kita masih tahan tidak ada keluar-keluar dulu. Kemudian kita redam agar emosinya tidak meningkat,” jelasnya.

Menyoal terkait sejumlah ornamen Natal milik jemaat Latta yang rusak, Eko mengaku pihaknya sudah melakukan perbaikan.

“Kami menyampaikan terima kasih khususnya bapak pendeta, tokoh agama, tokoh masyarakat, sehingga mengerti duduk permasalahannya, ternyata ya beliau memahami,” ujarnya.

Terkait dugaan dua prajurit dalam kondisi mabuk usai mengkonsumsi minuman keras, Eko membantahnya. Dia memberikan logika, jika dua anak buahnya itu mabuk, maka mereka tidak mungkin bisa menunggangi sepeda motor, bahkan sempat berhenti membeli roko secara normal.

“Kalau misalkan mabuk, tentu juga tidak bisa melakukan perjalanan seperti itu dan beli rokok dengan normal juga. Kemudian begitu dikeroyok bisa lari pulang minta tolong, jadi tidak benar kalau misalkan anggota kami minum kemudian sampai mabuk,” tepisnya.

Eko menambahkan, siang tadi, KLD Ronaldo sudah berhasil dioperasi. Dia mengalami patah tulang pangkal hidung. Sementara KLD Hetriansyah menderita luka robek di pelipis kirinya.

“Kedua anggota ini juga badannya lebam-lebam semua. Jadi pemberitaan media itu hanya pada sesion 2. Katanya mabuk itu kami ingin sampaikan kejadiannya seperti ini,” tandasnya.

Foto: Danlantamal IX/Ambon, Laksamana Pertama TNI Eko tampak sedang menyampaikan keterangan pers, Selasa (15/12/2020). (satumalukuID/Istimewa)

Share:
Komentar

Berita Terkini