Puluhan Warga Silale Ambon Demo Tolak Rapid Test, Kecuali Tenaga Medis Tunjukan Bukti Hasil Lab

Share:

satumalukuID- Puluhan orang warga RT 002 RW 04, Kawasan Silale, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, melakukan demonstrasi, Kamis (4/6/2020). Mereka menolak kedatangan tenaga medis Kota Ambon untuk melakukan rapid test terhadap salah satu warga. Kecuali, tim medis menunjukan hasil yang menyatakan seorang warga lainnya benar positif rapid test ataupun swab.

Kepada wartawan, salah satu anak dari pasien yang dinyatakan reaktif atau positif versi rapid test, mengaku, akan mengikuti kemauan tenaga medis jika dapat menunjukan hasil rapid test atau swab milik ayahnya.

Ayah wanita itu kini masih dikarantina di salah satu hotel di Kota Ambon, setelah pemeriksaan rapid test dinyatakan reaktif. 21 hari sudah, salah satu warga Silale itu masih dikarantina. Hasil swab-nya
tak kunjung keluar. Bahkan kondisi kesehatannya sangat baik.

“Katong (Kami) sebenarnya tidak tolak rapid test. Katong hanya ingin minta bukti kalau bapak (ayahnya) betul terkena korona,” kata seorang wanita, anak dari pasien PDP Kota Ambon.

Dia mengaku, ayahnya di rapid test bersama suaminya di Pasar Mardika. Ayahnya dinyatakan reaktif, sedangkan suaminya non reaktif. Dia juga merasa heran karena ayahnya bersama anak mantunya itu sangat kontak erat.

“Dong (ayah dan suaminya) biasa minum satu gelas, satu makan dan dong (mereka) juga sering jualan sama-sama (tapi kenapa hanya ayahnya saja yang reaktif),” heran dia.

Setelah dinyatakan reaktif rapid test, beberapa hari kemudian tenaga kesehatan mendatangi rumahnya. Mereka hendak melakukan pelacakan dan mengambil data. Kedatangan tenaga medis tanpa membawa hasil lab ayah korban.

“Beta (saya) bilang, beta tidak akan rapid kalau tidak ada hasil lab beta punya bapak. Abis itu dong tunda, tracking ke dua dong telepon. Dong ajak datang, lalu beta bilang, beta tetap seng (tidak) bisa datang kecuali beta bapa punya hasil lab itu ada,” jelasnya.

Dia mengaku, saat mendengar jawabannya, tenaga medis menyampaikan akan memberikan hasil lab ayahnya jika jika dirinya ikut rapid test.

“Kenapa musti bagitu, kan harusnya kalau menurut protokol, setahu beta setelah pasien dinyatakan positif berarti hasil lab harus diketahui oleh pasien langsung dan juga keluarga,” tandasnya.

Share:
Komentar

Berita Terkini