Deputi Kemenparekraf Minta Diaspora Maluku di Belanda Bantu Jual Ambon Kota Musik Dunia

Share:

satumalukuID- Deputi Bidang Destinasi dan Infastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI, Hary Santoso Sungkari, mengaku Pemerintah Pusat telah memberikan peluang dibukanya destinasi pariwisata oleh pemerintah daerah, termasuk Provinsi Maluku.

Kepada wartawan  di Kantor Gubernur Maluku, Kota Ambon, Kamis (25/6/2020), Hary menyebutkan dia menginginkan Maluku dapat membuat wisata cerita. Sehingga wisatawan yang datang bukan saja karena keindahan alamnya, tapi juga senang terhadap cerita tempat wisata tersebut. Dia berharap Oktober 2020 sudah bisa dijalankan.

Menurutnya, model pariwisata yang paling digemari di tengah mewabahnya Covid-19, yaitu wisata minat khusus. Dia mengaku perlu dirancang kembali beberapa paket wisata seperti wisata kopi, jalur rempah-rempah, atau melihat situs-situs sejarah panjang.

“Tadi kita bicara dengan pak gubernur, kita ingin lihat Pulau Buru. Tapi kuncinya dibuat cerita dari wisata tersebut, kita tidak hanya datang melihat begitu saja. Contoh di luar negeri, gedungnya kecil tetapi memiliki cerita bagus untuk orang kunjungi. Jadi saya minta di Maluku yang bagus-bagus diceritakan confidence level, mungkin Oktober sudah bisa jalan,” pintanya.

Selain Pulau Buru dengan wisata Danau Rana, Maluku juga memiliki Kota Ambon yang telah ditetapkan sebagai Kota Musik Dunia oleh UNESCO.

“Tentu ada destinasi lain, tetapi itu sudah terangkat di dunia. Itu satu hal yang saya ingin,” kata Hary.

Untuk menjual Ambon sebagai Kota Musik Dunia, tambah Hary, caranya adalah melalui panggung digital dengan menampilkan musisi-musisi dari Ambon dan secara luas di Maluku.

“Contoh BTS lewat panggung digital ditonton 700 ribu orang seluruh dunia. Mikirkan cara itu, nanti kami dari pusat memikirkan cara membantunya,” kata dia.

Di sisi lain, pemerintah juga dapat menggerakkan diaspora-diaspora Ambon yang ada di luar negeri. Dia mengambil contoh di Belanda.

“Di Belanda banyak (orang keturunan Ambon), minta bantu untuk jualkan kita, ini yang harus diangkat,” pintanya.

Menurutnya, pemerintah pusat telah memperbolehkan daerah untuk membuka destinasi wisata seperti Taman Nasional, Wisata Bahari, dan Desa Wisata. Semuanya tergantung kesiapan Pemerintah Daerah. Syaratnya adalah memperhatikan penerapan kesehatan agar terhindar dari penyebaran Covid-19.

“Tergantung kesiapan dari Pemda Maluku (kalau mau dibuka) dengan menerapkan protokol Covid-19. Yang sudah siap itu NTT dan Riau,” tambah dia.

Protokol kesehatan yang harus diperhatikan saat membuka destinasi wisata adalah pengecekan suhu tubuh, tempat cuci tangan dan lain sebagainya. Selain itu, jumlah pengunjung juga harus dibatasi. Ini harus perlu diperhatikan agar tidak terjadi kepadatan.

“Paling penting pengunjung hanya boleh 50 persen dari kapasitas. Tidak boleh padat,” pintanya.

Share:
Komentar

Berita Terkini