Siswa SD Het Kompas Assen Belanda Kumpulkan 6.201,55 Euro untuk Bantu Pendidikan di Maluku

Share:

satumalukuID – Kegiatan Pekan Maluku yang digagas Tim Kerja Heka Leka di Belanda atau yang dikenal dengan Vrienden van Heka Leka bersama Sekolah Dasar (SD) Het Kompas di Kota Assen, Provinsi Drenthe dengan mengusung tema  “Heka Leka voor Beter Onderwijs op de Molukken”, Jumat  (21/6), berakhir

Pada hari terakhir itu, sebanyak 270 siswa melakukan kegiatan lari bersama mengelilingi sejumlah lokasi di Kota Assen, guna mencari dukungan dana untuk membantu pendidikan di Provinsi Maluku, yang nantinya disalurkan lewat Yayasan Heka Leka di Ambon.

Jerih lelah para siswa ini tak sia-sia. Mereka berhasil mengumpulkan uang sebanyak 6.201,55 Euro atau lebih dari 100 juta Rupiah.

Direktur Het Kompas, Ellen Sonneman bersama Kepala Dinas Pendidikan Kota Assen, Harmke Vlieg mengumumkan langsung besaran dana yang terkumpul saat itu, di depan para siswa dan orang tua mereka dalam acara penutupan kegiatan Pekan Maluku.

Ellen Sonneman dalam kesempatan itu mengaku bangga kepada anak-anak didiknya, karena meskipun sebagian besar dari mereka tidak tahu tentang Maluku, tapi mereka tetap punya kepedulian yang sangat besar untuk mau ikut membantu pendidikan anak-anak di Maluku.

Menurut Augustinus Tuparia dari Tim Kerja Heka Leka dan Ellen Sonneman yang menjadi pembawa acara saat itu, selama berlangsungnya pekan Maluku, ratusan pelajar SD Het Kompas banyak belajar tentang Maluku. Mulai dari nyanyian, tarian, pukul tifa bahkan belajar membuat layang-layang yang semuanya disampaikan oleh para anggota Tim Kerja Heka Leka serta para relawan yang dengan suka rela ikut membantu.

Semua ketrampilan yang dipelajari selama kegiatan tersebut, ditampilkan apik pada pesta penutupan Jumat sore.

Suguhan Tari Lenso, Saureka-reka, Tifa dan Totobuang bersama Jack Noya dan Edo Tuhusula  serta nyanyian para siswa mendapat respons luar biasa dari para orang tua dan guru mereka. Para siswa juga tampak sangat antusias menampilkan kebolehan mereka.

Pemandangan lain yang juga tak kalah menarik saat itu, seluruh guru serta para siswa yang tampil, mengenakan kain dan kebaya khas Maluku. Tidak hanya para siswa yang unjuk kebolehan, Vrienden van Heka Leka juga ikut menyumbangkan suara mereka lewat suguhan lagu Hena Masawaya yang dibuka dengan bunyi suara Tahuri.

Ada juga penampilan grup Vocal dari Groningen yang dipimpin Edward Hardenberg, serta penampilan penyanyi Tommy Rahayaan. Semuanya tampil secara suka rela tanpa dibayar.

Dalam kesempatan itu, ada juga penjualan makanan yang seluruh hasilnya pun akan disumbangkan ke Maluku lewat Heka Leka. Antis Maryanan, dari Tim Kerja Heka Leka menjelaskan, dana 6.201,55 Euro yang sudah terkumpul saat itu, masih merupakan jumlah sementara.

Nantinya, jumlah tersebut akan ditambah lagi dengan hasil dari penjualan makanan serta kue-kue dan minuman saat acara penutupan. Ia memperkirakan, dana yang terkumpul melalui seluruh kegiatan ini, bisa mencapai 7.000 Euro.

Rencananya, semua dana yang terkumpul akan diserahkan langsung kepada Direktur Yayasan Heka Leka, Stenley Ferdinandus yang bakal datang ke Belanda untuk kegiatan Seminar Pendidikan Maluku di Kedutaan Besar RI (KBRI) di Den Haag tanggal 2 Juli mendatang.

Anggota Tim Kerja Heka Leka lainnya, Marthin Tauran mengatakan, mereka memilih sekolah Het Kompas karena memang sudah membangun relasi sebelumnya. Mereka pun telah

Melakukan sosialisasi terkait visi dan misi dari perjuangan Yayasan Heka Leka dalam upaya memajukan pendidikan di seluruh wilayah Maluku.

Dalam setahun terakhir ini, Tim Kerja Heka Leka cukup banyak membuat kegiatan di Belanda, khususnya di Assen guna mensosialisasikan Heka Leka dengan bermacam-macam kegiatan yang sudah mereka lakukan di berbagai wilayah di Maluku, dalam upaya memajukan dunia pendidikan khususnya bagi mereka yang berada pada wilayah-wilayah yang sulit dijangkau.

Kegiatan Pekan Maluku yang berlangsung selama hampir dua minggu di Sekolah Dasar Het Kompas ini juga mendapat tanggapan positif dari orang tua siswa. Ny Merry Matulessy, salah satu orang tua siswa keturunan Maluku yang berdomisili di Assen mengaku sangat senang dan bangga dengan kegiatan ini.

Menurutnya, banyak hal positif yang bisa diperoleh anak-anak selama kegiatan ini. Bukan hanya mereka belajar tentang Maluku, tapi lebih dari itu, kegiatan ini juga memupuk rasa kepedulian anak-anak sekaligus meningkatkan jiwa sosial mereka.

Sekolah Het Kompas sendiri saat ini sudah berkembang lebih luas menjadi sebuah sekolah komunitas, yang di dalamnya terdapat anak-anak dari berbagai suku, agama dan negara. Mereka berbaur tanpa memandang perbedaan, dan hal ini yang menjadi salah satu kelebihan sekolah tersebut.

Anak-anak dari latar belakang negara dan budaya yang berbeda ini, benar-benar dipersatukan dalam kebudayaan Maluku lewat program Pekan Maluku. Dan banyak harapan mereka, apa yang sudah dilakukan ini, akan membawa manfaat bagi saudara-saudara di Maluku, khususnya anak-anak yang masih menuntut ilmu di bangku sekolah seperti mereka. (Febby Kaihatu)

Share:
Komentar

Berita Terkini