Meski Pandemi Covid-19, CCI Terus Berbagi ke Kaum Marjinal di Maluku Sembari Mengingatkan Soal Prokes

Share:

SIANG itu suasana nampak cerah. Sejumlah anak yang menyandang status Anak dengan HIV Aids (ADHA) atau anak yang terlahir dengan orang tua Orang Dengan HIV Aids (ODHA), nampak bergembira. Mereka asyik mewarnai kertas bergambar, yang disediakan Yayasan Rumah Beta Maluku.

Pada kegiatan yang digelar untuk memperingati HUT RI ke-74 di tahun 2019 itulah, saya mengenal sosok Dwi Prihandini. Wanita Madura yang mencintai Maluku dengan sepenuh hati ini membentuk Clerry Cleffy Institute (CCI) paska kematian sang suami Clerry Cleffy.

“Saya berharap mereka memiliki semangat, rasa percaya diri dan ruang untuk mengaktualisasikan minat dan bakat, serta semoga mereka merasakan sebagai anak seutuhnya,” ujar perempuan yang lebih akrab disapa Dini ini, ketika memberikan keterangan terkait kegiatannya waktu itu. Matanya terlihat berkaca-kaca, dengan senyum haru terukir di wajahnya.

Siang tadi saya kembali berkesempatan bercerita dengan pendiri dan Direktur CCI, yang tidak pernah lelah berbuat untuk Maluku melalui Clerry Cleffy Institute, bahkan di masa pandemi Covid-19 sekali pun.

“Memang saat ini agenda atau kegiatan CCI, saya sesuaikan dengan urgensi kasus di lapangan dan tentu saja, karena sumber dana CCI berasal dari kantong saya pribadi, jadi saya lebih prioritas untuk anak dan perempuan marjinal,” ujar Dini, kepada satumalukuID, melalui sambungan telepon, di Jakarta (27/06/2021).

Dini sampaikan bahwa saat ini besaran jumlah bantuan turut disesuaikan dalam masa pandemi Covid-19 ini. Dan agenda lainnya CCI juga terdapat bantuan bagi disabilitas yang diutamakan.

“Yang tidak terlupakan yakni kegiatan kemitraan bersama dua mitra CCI yaitu Rumah Beta Maluku yang menangani persoalan ODHA dan ADHA, serta Yayasan Peduli Inayana Maluku yang menangani pendampingan kasus-kasus kekerasan pada anak dan perempuan,” ucapnya.

Dia mengungkapkan jika di masa pandemi saat ini sangat terasa sekali perbedaan saat pemberian bantuan, terlebih dalam jumlah besaran bantuan yang diberikan.

“Saat ini, jumlah bantuan ikut berubah karena disesuaikan dengan kondisi, dan tentunya harus mengikuti anjuran pemerintah dengan mengikuti protokol kesehatan yang berlaku,” tambahnya.

Dini menyampaikan kegiatan yang baru saja dilakukan oleh CCI yakni memberikan bantuan kepada 104 Santri yang berada di TPQ Al Hafiedz, Desa Hitu, Kabupaten Maluku Tengah.

“Terdapat 57 Santri putri, dan 47 santri putra, dalam bentuk berupa hijab dan peci anak, beras dan serta minyak goreng. Total bantuan sebesar Rp.4.000.000. Harapan saya semoga anak-anak gembira dengan adanya perhatian sederhana seperti ini, sehingga memotivasi mereka untuk semakin rajin mendalami Islam dengan baik dan benar,” terangnya.

Pihaknya juga memberikan bantuan dalam bentuk beras dan minyak goreng, yang diharapkannya dapat membantu kebutuhan harian para santri, terutama di masa pandemi Covid-19 saat ini.

“Di masa pandemi ini terdapat hambatan berupa pengurangan kegiatan yang bersifat tatap muka dalam ruangan, oleh sebab itu saya arahkan untuk melalukan kegiatan di alam bebas dan membatasi jumlah peserta mengikuti anjuran pemerintah berupa tertib protokol kesehatan,” tuturnya.

Pada setiap kegiatan yang dilakukan CCI, Dini selalu mengingatkan para relawannya untuk menjalankan protokol kesehatan, diantaranya menggunakan masker, mencuci tangan, serta menjaga jarak. Pesan-pesan soal protokol kesehatan ini juga, selalu disampaikan kepada para peserta kegiatan yang digelar lembaga kemanusiaan tersebut.

Selama masa pandemi Covid-19 ini, Dini sangat berkesan dengan salah satu giat yang dilakukan CCI, saat pembagian beasiswa kepada anak-anak, seperti momen pertama kali saya mengenalnya itu, yakni pembagian beasiswa bagi anak yang menyandang status ADHA atau anak yang terlahir dengan orang tua ODHA saat Hari Pendidikan Nasional di bulan Mei 2021 lalu.

“Saat kegiatan tersebut, saya sangat terenyuh dan terharu, melihat antusiasme anak-anak mengunjungi Shedini Ambon, di Pantai Welaring, Desa Hutumuri, Kota Ambon, untuk menerima bantuan secara simbolik. Sengaja kami atur acara di lokasi tersebut, mengingat lokasi ini merupakan alam terbuka atau di bentangan pantai, sehingga protokol kesehatan bisa dijalankan dengan baik. Ini sangat menyentuh bagi saya, meski bantuan jumlahnya tidak besar namun anak-anak menerima dengan sangat antusia dan dalam rasa kegembiraan,” ungkapnya.

Dini jelaskan, hingga hari ini CCI telah melayani 427 kasus disabilitas dan 11 orang diantaranya berasal dari wilayah gempabumi 6.1 SR di Kecamatan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah, yang peristiwanya terjadi pada Rabu (16/6/2021), dan menyebabkan ratusan warga terpaksa mengungsi ke dataran yang lebih tinggi.

“Untuk santunan yang telah diberikan bagi kaum marjinal dalam 6 tahun ini sebanyak 381 santuna dengan besaran bervariasi. Harapan saya semoga mereka tetap optimis dalam masa sulit seperti ini, dan tentunya menjaga kesehatan dan asupan makan. Serta semakin mendekatkan diri pada Tuhan,” pesan Dini.

Mendekatkan diri dengan Tuhan juga, membuat Dini selalu terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Dia bercerita bahwa sempat mengalami kasus kejahatan terhadap kemerdekaan pribadi yang menimpa dia saat melakukan kegiatan kemanusiaan di Kabupaten Kepulauan Aru.

“Hingga saat ini pelakunya belum terungkap, dan hal ini menjdi tanda tanya bagi saya mengingat pelayanan kemanusiaan CCI sumber dananya berasa dari saya pribadi. Saya tidak membuka donasi dan kegiatan tersebut murni untuk kemanusiaan, tidak ada kaitannya dengan politik, sebab saya tidak tertarik dengan politik,” ujarnya.

Terlepas dari peristiwa tidak mengenakan yang pernah menimpanya itu, Dini mengaku di saat pandemi Covid-19 ini, meski terbatas tapi dirinya selalu merasa harus ada yang dilakukan. Sebab banyak warga terutama anak-anak dan kaum marjinal yang terkena dampak pandemi covid-19.

Tidak lupa dia mengingatkan, selama pandemi Covid-19 berlangsung, mari kita menjajaga imun tubuh kita, keamanan selama beraktivitas, dan iman untuk kesehatan mental kita.

Jaga Imun dengan beristirahat cukup antara 7 sampai 8 jam, mengkonsumsi makanan bergizi dan seimbang, serta mengkonsumsi vitamin atau suplemen serta produk herbal sesuai dosisnya.

“Untuk dapat beraktivitas dengan Aman, mari kita terapkan disiplin protokol kesehatan memakai masker dengan benar, menjaga jarak dan menjauhi kerumunan, serta mencuci tangan pakai sabun. Yang terakhir, mari menjaga Iman kita dengan menjalankan ibadah sesuai ajaran agama dan kepercayaan masing-masing,” pungkas Dini, mengutip pesan dari Gugus tugas Covid-19.

Share:
Komentar

Berita Terkini