Mahasiswa Unpatti Ambon Tewas Ditusuk OTK di Atas Jembatan Merah Putih, Polisi Amankan 9 Orang

Share:

satumalukuID- Naas menimpa Husein Suat. Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Pattimura (Unpatti), Kota Ambon ini tewas usai ditusuk orang tak dikenal (OTK) di atas tanjakan Jembatan Merah Putih, Kawasan Desa Poka, Kota Ambon, Kamis (11/2/2021) dini hari.

Pemuda Kampung Kisar, Desa Hative Kecil, Ambon ini meregang nyawa setelah dikeroyok OTK hingga mengalami luka tusuk senjata tajam (pisau) pada punggung kirinya. Ia tutup usia saat hendak menuju Rumah Sakit Bhayangkara Ambon.

Kapolsek Teluk Ambon Ipda Burhanudin Surya Muhammad, yang dikonfirmasi satumaluku.id, membenarkan kejadian tersebut.

“Iya benar. Sementara ini kita sudah mengamankan sebanyak 9 orang terduga pelaku. Saat ini sedang diperiksa penyidik gabungan Polresta dan polsek,” kata Burhanudin.

9 orang terduga pelaku itu, kata dia, belum ditetapkan tersangka. Mereka saat ini masih menjalani pemeriksaan sebagai saksi. Bahkan, penyidik masih terus mendalami kemungkinan adanya keterlibatan pelaku lainnya.

“Belum (ditetapkan tersangka). Masih pemeriksaan dan dikembangkan jika ada terduga pelaku lainnya,” terangnya.

Burhanudin menjelaskan, menurut ANR (25), saksi yang dibonceng oleh korban, peristiwa itu berawal ketika mereka bersama 3 kendaraan lainnya dari arah Galunggung, Desa Batu Merah, menuju Waiheru, sekira pukul 03.00 WIT.

Rombongan korban saat itu hendak menemui dan menjemput GT (17). Sebab, berdasarkan informasi yang mereka terima, GT dianiaya di kawasan Perumnas Waiheru Blok 3.

Di Waiheru, rombongan korban tidak menemui rekan mereka serta para pelaku yang melakukan pemukulan. Sehingga mereka memilih untuk kembali pulang.

Di tengah perjalan pulang, tiba-tiba rombongan korban diteriaki dan dimaki oleh beberapa pemuda yang sementara nongkrong di jembatan LIPI (sebelah kiri dari arah Waiheru).

Tidak terima dimaki, MFL (21), salah satu rekan sefakultas korban berhenti dan turun dari kendaraan menemui para pemuda itu. Ia menanyakan perihal lontaran ucapan makian tersebut.

Kala itu, sempat terjadi adu mulut dan fisik antara rekan korban tersebut. Yang bersangkutan sempat menarik baju dan mendorong salah seorang dari pemuda yang diduga melontarkan kata makian.

“Selanjutnya rombongan korban dan rekannya melanjutkan perjalanan,” ungkap Burhanudin.

Tidak puas dengan sikap rekan korban, para pemuda itu kemudian mengejar saksi dan korban hingga di depan PLN Poka. Para pelaku menggunakan sepeda motor dengan jumlah kurang lebih 10 unit. Mereka sempat melempar rombongan korban dengan batu.

“Karena kalah jumlah sehingga tidak dilayani oleh rombongan korban dan mereka terus melanjutkan perjalanan pulang menuju arah kota,” tambahnya.

Para pelaku, lanjut Burhanudin, terus mengejar korban dan rekan-rekannya. Saat itu, korban bersama boncengannya terpisah dengan rekan-rekannya.

“Saat di atas tanjakan naik JMP Poka, motor yang dikendarai korban dan saksi ditendang oleh salah satu yang diduga pelaku hingga mereka terjatuh,” ujarnya.

Saat terjatuh, korban dan saksi sempat melarikan diri. Tapi naas, ia berhasil dihadang para pelaku dan langsung dikeroyok membabi buta. Korban juga ditusuk pada bagian punggung sebelah kiri.

“Saat itu saksi kembali mengambil dan mengangkat korban dan membawanya ke RS Bhayangkara menggunakan mobil angkot, namun dalam perjalanan korban meninggal dunia,” tandasnya.

Share:
Komentar

Berita Terkini