Enrico Matitaputty, Penyintas Covid-19 di Ambon Berbagi Kisah Isolasi Mandiri yang Baik

Share:

satumalukuID – Pagi itu cuaca Kota Jakarta nampak cerah. Tanggalan di kalender menunjukkan angka 9 Oktober 2020. Seorang lelaki terbangun dan hendak bangkit dari tempat tidur untuk memulai aktivitas pagi di hari Jumat itu.  

“Namun pada saat bangun, semua badan saya terasa sakit. Termasuk otot, tulang dan persendian. Semuanya sakit. Ditambah dengan rasa meriang dan sedikit batuk,” cerita lelaki bernama Enrico Matitaputty, salah seorang penyintas Covid-19, asal Kota Ambon.

Kisah awal dirinya terpapar Covid-19, dituturkan Enrico yang adalah Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Ambon ini, sebagai pembuka video testimoninya, yang sengaja dia share terkait dengan pengalamannya melakukan isolasi mandiri setelah dinyatakan positif Covid-19. 

Video testimoni yang diposting pada akun Youtube miliknya sejak tanggal 27 November 2020, berdurasi 10 menit 28 detik ini, sudah ditonton sebanyak 890 kali, dan dia harapkan bisa menjadi pembelajaran bagi siapa saja, yang mungkin terpapar Covid-19, dan akan melakukan isolasi mandiri secara benar sehingga bisa mempercepat penyembuhan. 

Enrico menuturkan, dialalu mengkomunikasikan kondisi tubuhnya itu pada salah seorang temannya. Atas saran temannya itu, dia lantas melakukan rapid test pada salah satu rumah sakit di Jakarta. Hasilnya lima belas menit kemudian, dia ternyata non reaktif. 

“Jadi pada saat itu saya berpikir bahwa ini cuma sakit flu atau batuk biasa. Tetapi ternyata pada keesokan harinya pada tanggal 10 Oktober, sakit semakin terasa ditambah dengan mual-mual,” ungkapnya. 

Kondisi ini membuat Enrico tidak bisa tidur semalaman. Begitu tiba di Ambon pada tanggal 12 Oktober, dia kemudian pergi ke dokter umum. Dia menduga ini terkait dengan penyakit maagnya yang sepertinya kambuh. Dokter kemudian memberinya obat. 

Namun rupanya setelah dua hari istirahat dan meminum obat dari dokter, Enrico sama sekali tidak merasa ada perubahan. Suhu badan malah turun naik, meski tidak melebihi angka 37,3 derajat. 

“Lalu kemudian pada hari Kamis pada 14 Oktober 2020, saya kehilangan daya penciuman. Kemudian saya menghubungi Dinas Kesehatan Kota Ambon untuk rencana melakukan swab test. Keesokan harinya, pada 16 Oktober, saya melakukan swab test di Dinas kesehatan Kota Ambon, dan ternyata hasilnya positif,” bebernya. 

Enrico mengaku, saat itu dia memang merasa cemas dan takut yang luar biasa. Apalagi berangkat dari Jakarta ke Ambon bersama-sama dengan anak-anak dan istrinya, serta melakukan aktifitas sehari-hari seperti biasa. 

Dia kemudian memutuskan untuk melakukan isolasi secara mandiri di rumah, karena memang kondisi di rumahnya ada kamar seperti paviliun, sehingga dirinya bisa langsung melakukan isolasi secara mandiri.

“Malam pertama pada saat dilakukan karantina, terus terang saya mengalami ketakutan yang luar biasa. Apalagi ada penyakit penyerta (comorbit) di dalam diri saya, yang membuat saya tambah takut,” ungkap Enrico. 

Berdasarkan beberapa masukan keponakannya di Jakarta, yang selama ini punya pengalaman merawat pasien covid, juga saudara-saudaranya di Ambon, akhirnya istri dan anaknya mempelajari dan memahami bagaimana cara merawat pasien Covid-19 di rumah.

Yang pertama mereka lakukan, menurut Enrico, adalah melakukan pengecek saturasi oksigen. Ternyata ini memang sangat penting, karena sewaktu-waktu pernapasan bisa terganggu, dan saturasi oksigen dalam tubuh itu bisa drop. 

“Saya ingat pada hari pertama, setiap dua jam anak dan istri saya melakukan pengukuran terhadap saturasi oksigen. Kemudian saya dirawat di rumah, tetapi dengan kontrol dari Dinas Kesehatan Kota Ambon,” tuturnya. 

Setiap hari, kata Enrico, sang istri harus melakukan beberapa pengetesan. Diantaranya pengetesan gula darah, tekanan darah, saturasi oksigen, dan temperatur. Itu dilakukan rutin setiap jam 6 pagi, dan hasilnya harus disetor ke dokter berupa foto melalui aplikasi WhatsApp, untuk kemudian dokter melakukan evaluasi atas hasil tes yang dikirim.

Selain itu, berdasarkan masukan dari keponakan-keponakan serta saudara-saudaranya di Ambon juga adalah dokter, lanjut Enrico, mereka menyarankan dirinya segera melalukan pengecekan lengkap, yakni darah, jantung dan melakukan rontgen paru-paru.

“Saya kemudian melakukan semua tindakan itu. Dan puji Tuhan hasilnya bagus, sehingga diputuskan bahwa saya bisa melanjutkan isolasi secara mandiri di rumah,” terangnya. 

Hal ini disebut Enrico, perlu diketahui oleh kita semua, bahwa untuk menentukan kita bisa melakukan isolasi di rumah atau harus dikarantina di rumah sakit, itu sebetulnya sangat tergantung pada kondisi tubuh kita. 

Kalau memang tidak memungkinkan, tambah dia, jangan kita paksakan diri untuk melakukan isolasi secara mandiri di rumah. Karena secara tiba-tiba saturasi oksigen bisa menurun drastis dan sebagainya. 

“Di tempat isolasi saya sendiri, pada kamar di rumah saya, dilengkapi dengan semua peralatan yang disarankan oleh dokter. Seperti alat tensi darah, alat pengukur gula darah, alat untuk mengukur saturasi di dalam darah, kemudia termometer. Bahkan kami memutuskan untuk menyewa tabung oksigen, karena dikhawatirkan tiba-tiba saturasi oksigen dalam darah bisa drop dan satu cara yang paling cepat adalah menggunakan tabung oksigen,” papar Enrico.

Selain data-data kondisinya yang dikirim sang istri setiap pagi, Enrico menyebutkan, sejak dirinya dinyatakan positif, malam itu juga dia diberikan beberapa jenis obat. Ada lima atau enam obat untuk dikonsumsi sesuai dengan dosis yang telah ditentukan. 

Ketekunan dan kepatuhan terhadap petunjuk dokter dan dosis obat itu, tambah dia, adalah salah satu yang mempercepat proses penyembuhan. Dia mengingatkan, kadang-kadang kita lalai setelah dua atau tiga hari, kita kadang merasa sudah mulai sehat, lalu kemudian kita mengacuhkan. 

“Saya sarankan kepada kita semua, apabila dinyatakan positif covid 19 anjuran dari para dokter adalah sesuatu yang paling manjur untuk diikuti, sehingga kita bisa memperoleh kesembuhan itu secara cepat,” imbaunya.

Bagaimana selengkapnya kisah Enrico melakukan isolasi mandiri yang benar, sehingga bisa mempercepat proses penyembuhan, bisa dilihat pada video di kanal Youtubenya yang satumalukuID share di halaman ini. 

Mari kita selalu mematuhi protokol kesehatan. Memakai masker jika keluar rumah, rajin mencuci tangan menggunakan air mengalir atau hand sanitzer, serta selalu menjaga jarak dan menghindari keramaian. Semoga kita selalu dijauhkan dari virus Covid-19.

Share:
Komentar

Berita Terkini