PSBB Transisi Tahap Lima Fokus Penindakan, Wawali Kota Ambon: Bertindak Keras Tapi Jangan Kasar

Share:

satumalukuID- Dua hari sudah, PSBB Transisi tahap lima berlangsung di Kota Ambon. Pemerintah Kota melalui tim gugus tugas percepatan penanganan Covid-19, kini lebih fokus pada pemberian sanksi dan penindakan.

Wakil Wali (Wawali) Kota Ambon Syarif Hadler dalam arahannya pada saat memimpin apel terkait perkembangan PSBB Transisi, menyampaikan, kelanjutan massa transisi mengingat kasus korona virus di Ibukota Provinsi Maluku ini semakin naik setiap harinya.

“Tercatat sejak 22 Maret 2020 sampai hari kemarin (Senin) sudah tercatat sebanyak 1.973 orang. Yang dirawat 800 sekian, yang sembuh 1000 sekian dan meninggal 28 orang,” kata Syarif, Selasa (15/9/2020).

Syarif menekankan, upaya pemutusan mata rantai penyebaran virus pandemic, kuncinya ada pada tangan masyarakat. Dalam hal ini masyarakat biasa, pengusaha baik rumah kopi, toko, kuliner dan sebagainya.

Unsur-unsur masyarakat tersebut, lanjut Syarif, diakui pihaknya hingga saat ini masih mengalami kesulitan besar dalam memberikan kesadaran paripurna, agar masyarakat bisa taat terkait protokol kesehatan yang dianjurkan.

“Hari ini kita dalam perang. Kalau secara fisik musuh pakai senjata kita kelihatan, tapi perang lawan Covid musuh tidak kelihatan,” katanya.

Wawali Kota Ambon dua periode ini, menegaskan, musuh Covid tidak memiliki perikemanusiaan. Sebab, wabah itu tidak memilih mana pejabat, mana bukan pejabat, mana pengusaha, korona tidak memilih.

“Dia (korona) tidak mau tahu. Yang dalam tujuan dia adalah bagaimana dia menciptakan kematian yang banyak. Dan ini yang kita belum sadari sampai saat ini,” terangnya.

Syarif mengaku Operasi Yustisia yang berlangsung kemarin sudah bagus. Di mana, penindakan sudah mulai dilakukan yang dibackup penuh oleh TNI dan Polri.

Syarif juga mengaku mendapat informasi saat operasi penindakan dilakukan. Dia menyebutkan petugas sipil Pemkot Ambon yang justru lebih keras dan cenderung kasar.

“Ini jangan. Kita harus masuk pada tindakan dan sanksi yang kita lakukan dengan cara-cara elegan, yang santun. Kita keras, tapi tidak boleh kasar, baik bahasa maupun tindakan,” pintanya.

 

Share:
Komentar

Berita Terkini